Text
4367- Hubungan Antara Frekuensi Makan Sayur Dengan Kejadian Depresi Masyarakat Indonesia (Petrus Putra Bagaskhara; Irma Melyani Puspitasari, Ph.D; Sofa Dewi Alfian, M.K.M., Ph.D)
Depresi merupakan salah satu gangguan mental yang prevalensinya terus meningkat baik pada tingkat nasional maupun global. Studi terdahulu menyatakan bahwa rekomendasi utama dalam upaya preventif depresi mencakup faktor gaya hidup, salah satunya adalah pola makan yang baik yang mencakup konsumsi sayuran, buah-buahan, serat, dan sebagainya secara regular. Penelitian sebelumnya di berbagai negara telah membuktikan hubungan antara frekuensi makan sayur dengan depresi, dimana didapat bahwa semakin banyak frekuensi sayur yang dikonsumsi semakin kecil risiko terjadinya depresi. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara frekuensi makan sayur dengan depresi pada masyarakat Indonesia dengan pendekatan cross-sectional, berdasarkan data sekunder The Indonesian Family Life Survey gelombang 5 tahun 2014. Data diperoleh dari laman resmi RAND Corporation dan yang memenuhi kriteria inklusi diekstraksi kemudian dianalisis dengan metode regresi logistik biner pada program SPSS versi 26. Hasil yang diperoleh adalah individu dengan frekuensi makan sayur 1 kali dalam 1 minggu memiliki risiko 1,658 kali lebih tinggi untuk mengalami depresi dibandingkan dengan yang mengkonsumsi sayuran 7 kali dalam 1 minggu. Temuan ini pula telah disesuaikan dengan faktor sosiodemografi dan didapatkan bahwa status perkawinan cerai, tingkat pendidikan terakhir Sekolah Dasar, dan lokasi tempat tinggal pedesaan turut mempengaruhi kejadian depresi. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar dalam melakukan promosi kesehatan mengenai konsumsi sayur sebagai upaya preventif dari depresi.
Kata Kunci: Depresi, Frekuensi Makan Sayur, Indonesian Family Life Survey
No copy data
No other version available