Text
D025- Efek Antimetastasis Isolat Rimpang Etlingera alba A.D. Poulsen Terhadap Migrasi Sel dan Ekspresi Gen CD44 dan FAK Pada Lini Sel Kanker Payudara MDA-MB-231 (Wahyuni; Prof. Dr. Ajeng Diantini, MS; Prof. Dr. Sahidin, M.Si; Dr. Mohammad Ghozali, dr., M.Sc)
Kanker payudara mempunyai prevalensi cukup tinggi serta penyebab utama kedua
mortalitas di seluruh dunia. Penyebab kematian tersebut akibat terjadinya
metastasis yang sampai saat ini belum ada pengobatan spesifiknya. Kanker yang
bermetastasis dapat ditangani dengan metode kemoterapi, namun resistensi multi
obat menjadi penyebab terjadinya kegagalan. Penelitian menunjukkan bahwa
resistensi kemoterapi dapat dilakukan dengan penghambatan reseptor adhesi
permukaan sel CD44 yang berperan dalam lokalisasi Matriks Metalloproteinase
pada jalur pensinyalan NF-κB. Pada jalur ini, MMP-1 juga dapat menginduksi
FAK sehingga penekanan pada gen ini diharapkan mampu menghambat terjadinya
metastasis. Upaya penemuan obat sebagai terapi antikanker dapat dilakukan
dengan mengekspolarasi bahan bioaktif dari tanaman obat Indonesia yang
potensial dan selektif dengan menggunakan pendekatan biomolekuler. Etlingera
merupakan genus tumbuhan dari famili Zingiberaceae yang memiliki jumlah
spesies besar dengan potensi aktivitas yang menarik. Salah satunya adalah
Etlingera elatior yang memiliki efek sitotoksik terhadap sel line CEM-SS, MCF-7
dan sel leukemia P-388, aktivitas anti-tumor terhadap MDA-MB-231 dan MCF-7.
Populasi Etlingera di Pulau Sulawesi tumbuh sekitar 48 spesies dengan 7 spesies
endemik berada di Sulawesi Tenggara, salah satunya adalah E. alba. Studi kimia
dan farmakologi dari spesies ini belum banyak diketahui sehingga menjadi daya
tarik bagi peneliti untuk melakukan isolasi kandungan senyawa kimia dari
rimpang E. alba dan melakukan pengujian efek antimetastasisnya. Tujuan dari
penelitian ini yaitu untuk mengisolasi senyawa kimia dari rimpang E. alba,
menentukan struktur molekulnya, mengetahui efek sitotoksisitasnya serta efek
antimetastasis senyawa tersebut terhadap migrasi sel serta ekspresi gen CD44 dan
FAK pada lini sel kanker payudara MDA-MB-231. Tahapan penelitiannya yaitu
isolasi senyawa dari rimpang E. alba yang meliputi ekstraksi, fraksinasi dan
pemurnian; penentuan struktur dengan identifikasi spektroskopi IR, NMR dan
spektroskopi massa; pengujian sitotoksik serta pengujian aktivitas senyawa kimia
tersebut terhadap migrasi sel dan ekspresi gen CD44 dan FAK pada lini sel kanker
payudara MDA-MB-231.
Hasil determinasi dari LIPI Biologi Cibinong menjelaskan bahwa tumbuhan yang
diperoleh dari Kabupaten Konawe Selatan, Provinsi Sulawesi Tenggara adalah
spesies E. alba. Sebanyak 5,5 kg rimpang E. alba dimaserasi dengan 40 L pelarut
etanol 96% selama 3x24 jam. Pemekatan filtrat menggunakan rotary evaporator
memperoleh 160 gram ekstrak pekat dengan rendamen 2,91%. Proses
iii
fraksinasi dan pemurnian senyawa-senyawa kimia dilakukan dengan berbagai
teknik kromatografi, yaitu kromatografi lapis tipis (KLT), kromatografi vakum
cair (KVC) dan kromatografi radial. Analisis KLT ekstrak pada fasa gerak
heksan:etilasetat (v/v) 9:1, 5:5, dan 1:9 menunjukkan pola pemisahan yang baik,
sehingga dijadikan sebagai acuan pada pemisahan. Seluruh ekstrak dipisahkan
dengan teknik kromatografi vakum cair (KVC). Kromatogram analisis KLT hasil
KVC mendeskripsikan sebaran pemisahan senyawa kimia, dan selanjutnya fraksi
dengan spot senyawa yang sama digabungkan untuk mendapatkan kelompok
fraksi yang lebih sederhana. Enam fraksi hasil pemisahan KVC menunjukkan pola
senyawa yang cukup berbeda dan terdistribusi berdasarkan kepolarannya. Hasil
skrining awal dengan uji CCK-8 terhadap sel MDA-MB-231 menghasilkan
aktivitas sitotoksik dari masing-masing fraksi yaitu fraksi A 252.240 mg/L, fraksi
B 65.433 mg/L, fraksi C 389.339 mg/L, fraksi D 262.500 mg/L, fraksi E 345.300
mg/L, fraksi F 1840.850 mg/L, ekstrak 453.358 mg/L, dan cisplatin 53.369
mg/L. Fraksi B yang menunjukkan aktivitas terbaik dengan nilai penghambatan
mendekati cisplatin sebagai kontrol positif pengujian dan selanjutnya dimurnikan
senyawa kimia yang terkandung didalamnya. Sepuluh senyawa dari fraksi B
berhasil diisolasi dan diidentifikasi struktur molekulnya berdasarkan spektroskopi
FT-IR, NMR dan LC-MS/MS. Senyawa tersebut adalah 1,7-diphenyl-6-hepten-3-
on (1), sitostenon (2), 1,7-diphenyl-3-heptanol (3), yakuchinone A (4), 7-(4″-
hydroxy-3″- methoxyphenyl)-1-phenyl-hept-4-en-3-one (5), 3,5-dimethoxy-4-
acetoxycinnamyl alcohol acetate (6), oxyphyllacinol (7), 5-hydroxy-7-(4”-
hydroxyphenyl)-1- phenyl-1-heptene (8), 1-(3’-methoxy-4’-hydroxyphenyl)-7-(4”-
hydroxyphenyl)-3- heptanone (9) dan 3,5-dimethoxy-4-acetoxycinnamyl alcohol
(10).
Pengujian sitotoksik dengan uji CCK-8 isolat 7 (oxyphyllacinol) memiliki
aktivitas sitotoksisitas terbaik terhadap sel kanker payudara MDA-MD-231
dengan nilai IC50 35,71 mg/L dengan kategori aktif. Isolat 7 (oxyphyllacinol)
juga memiliki aktivitas antimetastasis terbaik terhadap penghambatan migrasi
sel kanker payudara MDA-MB-231 dalam waktu 24 jam pada konsentrasi 50, 100
dan 200 mg/L sebesar 0,74; 0,36; dan 0,14 %. Isolat 3, 7,dan 8 berdasarkan
statistik mampu menghambat ekspresi gen CD44 sel kanker payudara MDA- MD-
231dengan tingkat ekspresi masing-masing sebesar 0,615; 0,6151; dan 0,7194.
Isolat 4,5,8, dan 9 berdasarkan statistik mampu menghambat ekpresi gen FAK
dengan tingkat ekspresi masing-masing sebesar 0,1128; 0,2501; 0,1862; dan
0,2403. Adanya pengaruh yang signifikan dalam menurunkan regulasi ekspresi
gen penanda metastasis dalam hal ini CD44 dan FAK, menjadikan temuan
menjadi kandidat yang potensial sebagai anti metastasis dari bahan alam.
Kata kunci: E.alba, isolat, metastasis, migrasi sel, ekspresi gen, CD44, FAK
No copy data
No other version available