Text
4315- Optimasi Konjugasi Imunoglobulin-Y (IgY) Anti MPT64 (Mycobacterium protein tuberculosis 64) dan Nanopartikel Emas (AuNP): Variasi pH Konjugasi dan Konsentrasi IgY (Putri Pamungkas; Dr. Sri Agung Fitri Kusuma, M.Si; Prof. Dr. Toto Subroto, MS)
Buah delima diketahui mempunyai aktivitas dalam menghambat bakteri Streptococcus mutans, yang diketahui sebagai penyebab karies gigi. Dalam penelitian ini, dilakukan formulasi sediaan obat kumur dari ekstrak kulit kering buah delima (Punica granatum L) sebagai alternatif pengobatan karies gigi dan uji aktivitasnya terhadap Streptococcus mutans. Penelitian yang dilakukan meliputi penapisan fitokimia, penentuan konsentrasi hambat tumbuh minimum, formulasi sediaan obat kumur, uji banding sediaan obat kumur dan pegujian waktu kontak sediaan obat kumur. Hasil penapisan fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak kulit kering buah delima mengandung senyawa polifenolat, tannin, flavonoid, kuinon, saponin, monoterpenoid dan seskuiterpenoid. Konsentrasi hambat tumbuh minimum ekstrak kulit kering buah delima adalah 2,5% b/v. Hasil formulasi sediaan obat kumur ekstrak kulit kering buah delima berbentuk larutan, berwarna coklat, memiliki bau khas ekstrak dan rasa manis, diikuti pahit. Hasil uji banding sediaan obat kumur ekstrak kulit kering buah delima dengan formula di pasaran menunjukkan bahwa sediaan obat kumur ekstrak kulit kering buah delima dengan konsentrasi 5% b/v dan 10%b/v memberikan perbedaan yang nyata pada diameter zona hambat aktivitas antibakteri juga terhadap perubahan konsentrasi ekstrak kulit kering buah delima (Punica granatum L) dan formula pembanding. Sediaan obat kumur ekstrak kulit kering buah delima (Punica granatum L) mampu membunuh bakteri uji dengan waktu kontak 90 detik. Obat kumur yang disimpan selama 14 hari waktu penyimpanan menunjukkan adanya endapan yang bila dikocok larut lagi.
Kata kunci : Obat kumur, buah delima, Punica granatum L, Streptococcus mutans, karies gigi
No copy data
No other version available