Text
4166- Interaksi Farmakokinetik Warfarin Dengan Bayam (Amaranthus hybridus L.) Pada Kelinci New Zealand Sehat (Risma Merliana; Norisca Aliza Putriana, M.Farm; Dr. Rimadani Pratiwi, M.Si)
Warfarin merupakan antagonis vitamin K (VKA) yang paling sering digunakan. Warfarin memiliki indeks terapeutik yang sempit sehingga perlu dilakukan pemantauan ketat untuk mencegah efek samping yang timbul. Interaksi obat herbal dan makanan dikatakan sebagai penyebab utama efek samping warfarin. Bayam yang merupakan salah satu makanan yang sering dikonsumsi berpotensi berinteraksi dengan warfarin melalui aktivitas enzim sitokrom P450 CYP2C9 yang berperan dalam metabolisme warfarin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui interaksi warfarin dengan bayam ditinjau melalui perbedaan nilai parameter farmakokinetik sebelum dan sesudah perlakuan. Metode yang digunakan ialah metode eksperimental dengan melakukan pemberian warfarin pada kelinci selama 16 hari dan infus bayam pada hari ke-14, 15 dan 16 yang kemudian dilakukan pengambilan sampel darah dan diukur konsentrasi warfarin dalam plasma menggunakan KCKT detektor fluoresensi. Hasil yang diperoleh, menunjukkan adanya kemungkinan interaksi antara warfarin dengan bayam yang menyebabkan peningkatan konsentrasi warfarin sebelum dan sesudah perlakuan dengan persentase peningkatan untuk kelompok cmin fluconazol 7,6%, dan cmax 54,4%, kelompok uji bayam rendah cmin 19,5% dan cmax 21,1%, sedangkan kelompok uji bayam tinggi cmin 18,5% dan cmax 22,6%. Sedangkan dari hasil statistik untuk kelompok uji PGA, fluconazol, bayam tinggi tidak ada perbedaan signifikan sebelum dan sesudah perlakuan pada semua parameter farmakokinetik, sementara pada kelompok bayam rendah terdapat perbedaan signifikan sebelum dan sesudah perlakuan pada parameter farmakokinetik Cmax dan AUC dengan nilai signifikansi 0,045 (p
No copy data
No other version available