Text
T231- Purfikasi dan Karakterisasi Kaolin Asal Bangka Belitung Sebagai Eksipien Sediaan Farmasi Dengan Kualitas Pharmaceutical Grade (Nurul Izzah H.L. Pasi; Prof. Dr. Marline Abdassah, MS; Dr. rer. nat. Anis Yohana C., M.Si)
Kaolin merupakan salah satu mineral yang penggunaannya cukup luas dalam bidang farmasi, namun penelitian tentang karakteristik dan komposisi kimia yang dapat menambah nilai kaolin sebagai bahan baku obat dan eksipien farmasi masih jarang dilakukan. Selain itu, Indonesia kaya akan sumber daya mineral kaolin salah satunya terdapat di provinsi Bangka Belitung. Namun, sampai saat ini bahan baku kaolin yang digunakan oleh industri dalam negeri masih berupa produk impor. Pada penelitian ini, dilakukan purifikasi kaolin asal Bangka Belitung dengan metode selektif flokulasi. Bahan baku kaolin yang digunakan dipilih berdasarkan hasil skrining fisikokimia meliputi pengujian derajat putih, ukuran partikel dan kandungan logam berat. Proses purifikasi bahan baku kaolin menggunakan pH sistem dispersi yang divariasikan (6, 7, 8, 9, dan 10) dan konsentrasi flokulan yang divariasikan (0,01 %, 0,02 %, dan 0,03%). Pengaruh pH dan flokulan terhadap kuantitas dan kualitas kaolin purifikasi dievaluasi meliputi pengujian ukuran partikel, alkalinitas, daya adsorbsi, pengotor organik, dan zat larut asam. Sistem dispersi dengan pH 9 dan konsentrasi flokulan 0,03 % memberikan hasil terbaik baik dari segi kuantitas rendamen dan kualitas kaolin yang dihasilkan. Kaolin purifikasi dengan kualitas terbaik dievaluasi menurut ketentuan Farmakope Indonesia dan dengan instrumen laboratorium meliputi analisis derajat putih, SEM, FTIR, XRD, dan Zeta potensial. Hasil pengujian menunjukkan bahwa kaolin purifikasi memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam farmakope indonesia antara lain yaitu mengandung aluminium dan silikiat dengan konsentrasi 39,1% dan 49,3%, dengan nilai LOD 0,71 % dan LOI 10,33%, tidak mengandung klorida (0 ppm) dan mengandung zat larut asam sebesar 2,8 % serta logam berat < 20 ppm (Pb 0,019 ppm dan As 0 ppm) dengan hasil uji cemaran mikrobiologi ≤103 CFU’s/g (1,4 x 101 CFU’s/g untuk bakteri dan 0 CFU’s/g untuk khamir). Hasil analisis fisikokimia dengan instrumen menunjukkan kaolin purifikasi memiliki nilai derajat putih sebesar 93,73 %. SEM memperlihatkan struktur permukaan basal serta penampilan tepi-tepi yang kasar. FTIR menunjukkan adanya vibrasi Si-O stretching, dan vibrasi Al-OH-Al bending. Sementara XRD menunjukkkan puncak-puncak yang khas dari kaolinit dengan intensitas kristalinitas yang tinggi. Kaolin purifikasi dapat dijadikan sebagai agen pensuspensi karena memiliki nilai Zeta Potensial -31,7 mV. Evaluasi kemampuan kaolin sebagai agen pensuspensi dalam sediaan suspensi kalamin menunjukkan bahwa kaolin purifikasi dan kaolin memberikan stabilitas suspensi yang lebih baik dibandingkan bentonit sebagai agen pensuspensi.
Kata kunci : Kaolin Farmasi, karakterisasi, Agen Pensuspensi
No copy data
No other version available