Text
3884- Formulasi Tablet Ekstrak Temu Putih (Curcuma zedoaria) Dengan Variasi Konsentrasi Laktosa Monohidrat dan Neusilin® Sebagai Pengisi (Rain Kihara Boangmanalu; Dr. Iyan Sopyan, M.Si; Yuni Elsa Hadisaputri, MBS.,Ph.D)
Tanaman temu putih (Curcuma zedoaria) telah diteliti dan memiliki aktivitas sitotoksik terhadap sel tumor. Namun pengembangan bentuk sediaan dari ekstrak etanol temu putih di Indonesia masih jarang dilakukan. Selain itu juga karakteristik dari ekstrak temu putih yang memiliki kelarutan rendah dalam air dan memiliki rasa yang pahit. Penelitian ini bertujuan membuat sediaan dari ekstrak temu putih berupa tablet sehingga dapat dikonsumsi oleh konsumen dan diharapkan memiliki kelarutan yang lebih baik dibandingkan dengan ekstrak. Teknik pembuatan dilakukan dengan metode granulasi basah dengan variasi bahan pengisi laktosa monohidrat dan Neusilin®. Neusilin® merupakan eksipien yang memiliki kapasitas absorpsi air maupun minyak yang tinggi sehingga diharapkan membantu menghasilkan sediaan tablet ekstrak temu putih yang memiliki kualitas baik. Optimasi formula dilakukan dengan menggunakan program Design Expert metode Simplex Lattice. Evaluasi sediaan yang dilakukan berdasarkan Farmakope Indonesia meliputi uji massa cetak : laju alir, sudut istirahat, kompresibilitas dan kadar air, uji sediaan tablet : keseragaman bobot dan ukuran, kekerasan, friabilitas dan waktu hancur. Formula optimal yang didapat dari program Design Expert dengan derajat desirability sebesar 0,656 adalah formula 1 yang terdiri dari laktosa monohidrat sebesar 25% dan Neusilin® sebesar 25% dengan hasil evaluasi laju alir 20,80±0,94 gr/detik, sudut istirahat 13,51°±0,47°, indeks Carr’s 12,55%±0,33%, bobot rata rata 597,84±10,57 mg, kekerasan 83,60±9,97 N, dan waktu hancur 14,76±1,93 menit.
Kata kunci : Curcuma zedoaria, tablet, Neusilin®, granulasi basah, Design Expert.
No copy data
No other version available