Text
3820- Aktivitas Antihiperurisemia Beberapa Ekstrak Tanaman Yang Digunakan Suku Sunda Dengan Metode Penghambatan Enzim Xantin Oksidase (Inayah Noviandari; Ami Tjitraresmi, M.Si; Prof. Dr. Moelyono MW., MS)
Hiperurisemia merupakan keadaanyang terjadi karena asam urat dalam darah melebihi batas normal. Budaya makan Suku Sunda yang menyukai ikan laut yang diasinkan, banyak makan sayuran dan sedikit mengonsumsi lemak menyebabkan Suku Sunda potensial mengalami ganguan asam urat. Daun ki rinyuh, buah takokak, daun suruhan, dan daun kejibeling merupakan bagian tanaman yang secara empiris digunakan oleh Suku Sunda dalam pengobatan hiperurisemia. Penelitian bertujuan untuk mengetahui aktivitas antihiperurisemia ekstrak etanol daun kirinyuh (Chromolaena odorata), buah takokak (Solanum torvum), daun suruhan (Peperomia pellucida), dan daun kejibeling (Strobilanthes crispa) serta untuk mengetahui IC50 masing-masing ekstrak tanaman. Penelitiandilakukan dengan metode penghambatan enzim xantin oksidase secara in vitro, menggunakan alopurinol sebagai kontrol positif,dan serapan yang dihasilkan diukur menggunakan spektrofotometer ultraviolet. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua ekstrak tanaman memiliki aktivitas antihiperurisemia, dengan nilai IC50 yang dihasilkan pada masing-masing ekstrak tanaman adalah 40,208µg/mL untuk ekstrak daun kirinyuh, 36,836 µg/mL untuk ekstrak buah takokak, 43,106µg/mL untuk ekstrak daun suruhan, dan 27,797 µg/mL untuk ekstrak daun kejibeling. Penghambatan tertinggi ditunjukkan oleh ekstrak daun kejibeling, tetapi masih jauh lebih kecil dibandingkan dengan aktivitas alopurinol yang memiliki nilai IC501,243 µg/mL.
Kata kunci:Asam urat; Hiperurisemia; Daun kirinyuh (Chromolaena odorata); Buah takokak (Solanum torvum); Daun suruhan (Peperomia pellucida); Daun kejibeling (Strobilanthes crispa);Penghambatan enzim xantin oksidase
No copy data
No other version available