Text
T151- Aktivitas Antihiperurisemia Kombinasi Ekstrak Daun Kumis Kucing (Orthosiphon aristatus L.) dan Daun Sidaguri (Sida rhombifolia L.) Secara In Vitro dan In Vivo (Nitya Nurul Fadilah; Prof. Dr. Anas Subarnas, M.Sc; Dr. Rini Hendriani, M.Si)
Hiperurisemia merupakan tingginya kadar asam urat dalam darah dan dapat menimbulkan penyakit gout. Salah satu obat yang digunakan untuk mengatasi hiperurisemia adalah allopurinol dengan mekanisme menghambat aktivitas xanthine oxidase (XO). Selain itu digunakan probenesid yang meningkatkan pengeluaran asam urat melalui urine. Penggunaan obat tersebut menimbulkan berbagai efek samping jika digunakan dalam jangka waktu yang lama. Tumbuhan sidaguri dan kumis kucing diketahui mengandung flavonoid dan terbukti mengobati asam urat dengan masing-masing tanaman dapat menurunkan kadar asam urat dalam darah dan meningkatkan eksresinya dalam urine. Studi ini dilakukan untuk menguji kombinasi ekstrak kumis kucing dan sidaguri dengan rasio tertentu dalam menghambat aktivitas enzim xanthine oxidase, dilanjutkan dengan pengujian aktivitas antihiperurisemia secara in vivo pada tikus putih jantan. Pada studi ini, kombinasi ekstrak dibuat dengan menggunakan metode maserasi. Penghambatan aktivitas xanthine oxidase oleh ekstrak etanol secara in vitro ditentukan melalui penurunan produksi asam urat yang di monitor dengan spektrofotometer pada (λ) 292 nm dengan xanthine sebagai substrat. Kemudian ditentukan IC50 terbaik. Sebagai pembanding digunakan allopurinol. Sedangkan pengujian antihiperurisemia kombinasi ekstrak secara in vivo pada tikus dilakukan dengan membagi hewan menjadi 7 kelompok dengan masing-masing 5 ekor tikus. Kelompok I merupakan kelompok kontrol normal, kelompok II merupakan kelompok kontrol negatif (PGA2%), kelompok III merupakan kontrol positif allopurinol/urikostatik (10mg/kg BB), kelompok IV merupakan kontrol positif probenesid/urikosurik (50mg/kg BB) dan kelompok V-VII merupakan kelompok uji kombinasi ekstrak dengan dosis berturut-turut 50:50, 125:125, dan 250:250 mg/kg BB. Berdasarkan hasil uji in vitro, perbandingan terbaik kombinasi ekstrak kumis kucing dan ekstrak sidaguri dapat menghambat aktivitas enzim XO dengan IC50 terbaik berturut-turut adalah kombinasi ekstrak kumis kucing dan sidaguri 1:1 (20,99 ppm), 1:2 (39,64 ppm), dan 1:0,5 (52,28 ppm). Berdasarkan hasil uji in vivo, kombinasi ekstrak secara urikostatik memiliki aktivitas antihiperurisemia dengan dosis berturut-turut adalah 500mg/kg BB (89,91%), 250mg/kg BB (73,7%), dan 125 mg/kg BB (63,56%). Sementara kombinasi ekstrak secara urikosurik mampu menurunkan asam urat berturut-turut dengan dosis 500mg/kg BB (85,85%), 250mg/kg BB (78,9%), dan 125 mg/kg BB(61,3%).
Kata kunci : Hiperurisemia, gout, xanthine oxidase, sidaguri, kumis kucing, urikosurik, urikostatik
No copy data
No other version available