Text
3807- Aktivitas Antibakteri Buah Parijoto (Medinilla speciosa Blume) Terhadap Serratia marcescens Isolat Klinis dan Staphylococcus aureus ATCC 29213 (Nimas Tika Inas Tarina; Dr. Tiana Milanda, M.Si; Dr. Keri Lestari Dandan, M.Si)
Penyebab sebagian besar dysbiosisadalah bakteri sehingga semakin banyak pula zat yang dicari manfaatnya untuk mencegah pertumbuhan bakteri secara aman (fitoterapi), salah satunya adalah tanaman parijoto (Medinilla speciosa Blume) yang berasal dari Kudus, Jawa Tengah. Buah parijoto diuji aktivitasnya terhadap bakteri Gram + yang diwakili oleh Staphylococcus aureus ATCC 29213 dan bakteri Gram – yang diwakili oleh Serratia marcescensisolat klinis menggunakan metode difusi agar serta penentuan nilai KHM (Konsentrasi Hambat Minimum) dan KBM (Konsentrasi Bunuh Minimum). Berdasarkan hasil pengujian, dibandingkan dengan ekstrak n-heksanadan etil asetat, ekstrak metanol menunjukkan aktivitas paling baik dalam menghambat pertumbuhan bakteri. Hal ini dibuktikan dengan nilai rata-rata diameter zona hambat ekstrak metanol 50% terhadap bakteri Serratia marcescens isolat klinisadalah sebesar 19,22 mm, sedangkan terhadap bakteri Staphylococcus aureus ATCC 29213 sebesar 23,36 mm, serta nilai KHMterhadap bakteri Staphylococcus aureus ATCC 29213 sebesar 0,625%, sedangkan terhadap bakteri Serratia marcescens isolat klinis sebesar 10%. Sementara itu, nilai KBM ekstrak metanol buah parijoto terhadap bakteri Staphylococcus aureus ATCC 29213 sebesar 1,25% dan terhadap bakteri Serratia marcescens isolat klinis sebesar 20%. Namun, perbandingan potensi aktivitas antibakteri ekstrak metanol dengan amoksisilin terhadap bakteri Staphylococcus aureus ATCC 29213 tidak dapat ditentukan karena bakteri telah resisten terhadap amoksisilin.
Kata kunci : Medinilla speciosa Blume, antibakteri,KHM dan KBM, amoksisilin
No copy data
No other version available