Text
T133- Aktivitas Antiinflamasi Ekstrak dan Fraksi Daun Sesewanua (Clerodendrum fragrans [Vent.] Willd.) Secara In Vitro dan In Vivo (Donald Emilio Kalonio; Dr. Rini Hendriani, M.Si; Melisa I. Barliana, Dr. Med.Sc)
Inflamasi adalah respon imunologis kompleks yang bermanfaat sebagai bentuk pertahanan tubuh, tetapi bila menjadi tidak terkontrol dapat menciptakan berbagai kondisi patologis. Proses ini diawali dengan pelepasan mediator seperti histamin, serotonin, bradikinin, eikosanoid, sistem komplemen, sitokin dan kemokin sebagai respon terhadap stimulus berbahaya. Berbagai mediator ini bekerja kolektif pada target kerja spesifik dan dimanifestasikan dalam lima tanda utama inflamasi. Umumnya terapi farmakologi inflamasi menggunakan obat antiinflamasi non-steroid. Obat golongan ini memiliki keterbatasan, terutama bila digunakan untuk terapi jangka panjang, karena efek sampingnya yang serius. Oleh karena itu fokus pencarian obat baru dengan aktivitas antiinflamasi lebih diutamakan yang berasal dari produk alam. Sesewanua (Clerodendrum fragrans [Vent.] Willd) adalah salah satu tanaman yang berpotensi sebagai agen antiinflamasi, baik secara empirik maupun berdasarkan hasil penelitian ilmiah, dengan mekanisme yang belum diketahui dengan jelas. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah aktivitas antiinflamasi in-vitro dan in-vivo daun sesewanua (C. fragrans) yang berasal dari Manado, Sulawesi Utara. Pengujian aktivitas antiinflamasi in-vitro dilakukan menggunakan metode stabilisasi membran eritrosit terhadap hemolisis yang diinduksi panas. Pengujian aktivitas antiinflamasi in-vivo dilakukan menggunakan metode inflamasi pada kaki tikus yang diinduksi karagenan, dengan pengamatan meliputi penghambatan pembentukan udema, total leukosit, gambaran histopatologi dan ekspresi protein. Hasil penelitian menunjukan bahwa ekstrak etanol, fraksi n-heksan dan etil asetat dapat menghambat hemolisis yang diinduksi panas, sedangkan fraksi air menunjukan potensi yang rendah. Pemberian oral ekstrak etanol, fraksi n-heksan dan etil asetat dosis 100 mg/kg bb dapat menghambat pembentukan udema dan infiltrasi leukosit serta memodulasi ekspresi protein pada jaringan kaki inflamasi. Hanya fraksi n-heksan yang dapat menurunkan jumlah total leukosit secara signifikan. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa daun sesewanua (C. fragrans) memiliki potensi antiinflamasi in-vitro dan in-vivomelalui mekanisme kerja non spesifik yaitu stabilisasi membran, penghambatan migrasi leukosit dan modulasi ekspresi protein.
Kata kunci : Antiinflamasi, Clerodendrum fragrans, stabilisasi membran, migrasi leukosit, modulasi ekspresi protein.
No copy data
No other version available