Text
3759- Pengaruh Pelayanan Apoteker Terhadap Efektivitas Biaya dan Kepatuhan Pasien Prolanis Hipertensi di Kota Bandung (Nurul Kartika Handayani; Dika Pramita Destiani,M.Farm; Rano Kurnia Sinuraya, M.KM)
Hipertensi (HT) merupakan faktor risiko utama penyebab penyakit kardiovaskular di dunia. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, prevalensi HT di di Kota Bandung menduduki urutan ke tiga sebesar 6,85%. Upaya pemerintah saat ini dalam penanggulangan HT melalui program pengelolaan penyakit kronis (prolanis) di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi biaya dan kepatuhan pasien. Demi mencapai tujuan tersebut, diperlukan adanya peran apoteker dalam menjalankan pelayanan kefarmasian. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan pengaruh pelayanan apoteker dan non apoteker ditinjau dari efektivitas biaya dan kepatuhan pasien prolanis hipertensi di FKTP di Kota Bandung. Studi ini menggunakan rancangan cross-sectional dengan pendekatan retrospektif dan prospektif yang dilakukan pada bulan Oktober 2017-Januari 2018. Efektivitas biaya dihitung dengan menggunakan data outcome klinis pasien dan biaya penggunaan obat berdasarkan aspek healthcare dan payer perspective. Kepatuhan pasien dihitung menggunakan instrumen Morisky Medication Adherence Scale 8 Questionnaire (MMAS-8) yang telah tervalidasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem pembayaran payer perspective lebih cost-effective baik dalam pelayanan apoteker atau non-apoteker. Average cost effectiveness ratio (ACER) untuk menurunkan 1 mmHg tekanan darah pada kelompok pasien dengan pelayanan apoteker sebesar Rp.42 (sistol) dan Rp.75 (diastol), sedangkan pada kelompok pasien yang tanpa pelayanan apoteker sebesar Rp.16 (sistol) dan Rp.603 (diastol). Kelompok pasien yang mendapatkan pelayanan apoteker memiliki tingkat kepatuhan lebih tinggi (p=0,020) dibandingkan dengan kelompok non-apoteker. Ditinjau dari tingkat kepatuhan pasien, pelayanan apoteker lebih cost-effective baik dari aspek healthcare dan payer perspective. Rata-rata dibutuhkan sebesar Rp.6 untuk meningkatkan 1 skor kepatuhan pasien prolanis hipertensi. Berdasarkan hasil diatas, dapat disimpulkan bahwa pelayanan apoteker memberikan dampak yang besar dalam meningkatkan outcome klinis dan kepatuhan pasien.
Kata Kunci: Hipertensi, Efektivitas Biaya, Kepatuhan Pasien, MMAS-8, Prolanis
No copy data
No other version available