Text
T125- Perbandingan Efektifitas dan Efek Samping Deferasirox dan Deferiprone Pada Pengobatan Thalassemia Mayor Anak Pada Salah Satu Rumah Sakit di Bandung (Asti Yunia Rindarwati; Prof. Dr. Ajeng Diantini, MS; Dr. Keri Lestari, M.Si)
Thalassaemia mayor adalah kelompok penyakit kelainan darah bawaan. Penderita thalassaemia mayor membutuhkan tranfusi darah secara terus menerus guna memperpanjang kelangsungan hidup. Tranfusi darah secara teratur pada pasien thalassaemia mayor menyebabkan kelebihan zat besi. Kelator besi yang tersedia untuk penatalaksanaan kelebihan zat besi pada pasien thalassaemia mayor, yaitu sediaan parenteral deferoxamin, sediaan oral deferiprone dan deferasirox. Penelitian ini untuk memonitoring terapi antara kelasi besi deferiprone dan deferasirox terhadap pengobatan thalassemia mayor anak pada salah satu Rumah Sakit di Bandung. Rancangan penelitian adalah studi observasi dengan analisis prospektif cross sectional. Tujuan dari penelitian ini yaitu membandingkan efektifitas terapi kelasi besi dari deferasirox dan deferiprone dengan menilai skala efek samping yang lebih minimal dengan menggunakan kuesioner skala naranjo dan beberapa parameter lainnya yaitu pengukuran Feritin guna mengetahui penurunan kadar besi, SGOT, SGPT untuk mengukur fungsi hati selama penggunaan kelator, ureum, kreatinin untuk mengukur fungsi ginjal selama pemakaian kelator tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan efektifitas penurunan kadar besi dan efek samping lebih minimal pada kelompok deferasirox, sedangkan pada kelompok deferiprone menunjukan penurunan kadar besi tidak bermakna, begitu pula dengan efek sampingnya. Simpulan hasil penelitian bahwa penggunaan obat deferasirox lebih efektif menurunkan kadar feritin serum dibandingkan dengan obat deferiprone yang tidak menunjukkan penurunan kadar feritin serum yang tidak bermakna.
Kata kunci : Thalassaemia mayor, Deferasirox, Deferiprone,SGOT, SGPT,Ureum, Kreatinin, Feritin
No copy data
No other version available