Text
3708-Aktivitas Antibakteri In Vivo Fraksi Paling Aktif Kulit Batang Trengguli (Cassia fistula L.) Terhadap Salmonella typhi ATCC 14028 (Aisyah Nadila P.; Dr. Tiana Milanda, M.Si; Dr. Yasmiwar S., M.Si.)
Demam tifoid diatasi dengan penggunaan antibiotik yang umumnya telah mengalami resistensi. Alternatif pengobatan demam tifoid dapat digunakan dari bahan alam. Ekstrak etanol kulit batang trengguli (Cassia fistula L.) diketahui memiliki aktivitas antibakteri pada Salmonella typhi ATCC 14028 secara in vitro dan in vivo. Fraksinasi merupakan salah satu proses pemisahan ekstrak dalam penemuan senyawa aktif dalam bahan alam.Penelitian bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri fraksi dari ekstrak etanol kulit batang trengguli dengan menentukan KHTM dan dilanjutkan pengujian fraksi paling aktif secara in vivo. Metode mikrodilusi digunakan dalam penentuan KHTM. Pengujian aktivitas antibakteri in vivo digunakan dosis 250, 500, dan 1000 mg/kg BB dengan melihat penurunan jumlah bakteri pada tikus. Hasil penentuan KHTM menunjukan fraksi etil asetat dengan KHTM sebesar 0,625% merupakan fraksi paling aktif. Hasil penelitian terhadap tikus galur wistar menunjukan fraksi etil asetat dengan dosis tersebut dapat menurunkan jumlah Salmonella typhi pada sampel feses setiap harinya walaupun hasil statistik menunjukan penurunan jumlah koloni bakteri tidak signifikan (p < 0,05). Pada kromatogram lapis tipis ditemukan bercak setelah disemprotkan NaOH yang menunjukan senyawa kuinon yang diduga bertanggung jawab atas aktivitas antibakteri. Dengan demikian, fraksi etil asetat dari ekstrak etanol kulit batang trengguli memilki aktivitas antibakteri terhadap Salmonella typhi ATCC 14028 secara in vitro dan in vivo.
Kata kunci : Antibakteri, Fraksi Aktif, Salmonella typhi, Tumbuhan trengguli
No copy data
No other version available