Text
3657- Analisis Boraks Dalam Makanan Berbasis Tepung Tapioka Yang Beredar di Sekitar Jatinangor Menggunakan Spektrofotometri UV-VIS (Nur Fazliana Binti Adnan; Dra. Wiwiek Indriyati, M.Si; Febrina A. Saputri, M.Farm)
Pada era globalisasi ini, makanan berbahan dasar tapioka seperti cilok, cireng dan cimol merupakan salah satu makanan yang sering dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Dari hasil penelitian Damayati (2011), 14 sampel cilok mengandung boraks dari 30 sampel yang diteliti di Kota Malang. Boraks disalahgunakan sebagai pengawet atau pengental dalam makanan. Penggunaan boraks dalam jangka waktu yang lama dapat menimbulkam efek yang buruk kepada konsumen. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kandungan boraks pada makanan berbasis tepung tapioka menggunakan spektrofotometri UV-Vis. Metode preparasi sampel makanan berbasis tepung tapioka menggunakan metode pengabuan pada 600 oC selama 22 jam. Kemudian, abu yang diperoleh dilarutkan di dalam 25 ml aquadest. Uji kualitatif dilakukan dengan uji kurkumin dan metanol H2SO4, dan analisis kuantitatif menggunakan spektrofotometri UV-Vis pada panjang gelombang maksimum 548,0 nm. Hasil dari penelitian ini telah memenuhi persyaratan validasi metode di mana persamaan dari regresi linier adalah y = 0.1859x - 0.02165 dengan nilai koefisien korelasi R2 = 0,9985. Hasil uji akurasi adalah sebesar 99,63-100,82% dan hasil uji presisi, %RSD adalah sebesar 0,1724%. Metode ini memberikan batas deteksi sebesar 0,10454 ppm dan batas kuantisasi sebesar 0,34846 ppm. Dari lima belas sampel yang diuji, diketahui semua sampel positif mengandung boraks dengan rentang 0,3492-1,8462 ppm.
Kata kunci : Boraks, tapioka, kurkumin, validasi, spektrofotometri UV-Vis
No copy data
No other version available