Text
3532-Uji Toksisitas Subkronis Ekstrak Etanol Daun Salam (Syzygium polyanthum (Wight) Walp.) (Mochamad Rizal; Ade Zuhrotun, M.Si; Dr. Rini Hendriani, M.Si)
Tumbuhan salam di Indonesia biasanya dimanfaatkan daunnya sebagai bumbu masak, selain itu daun salam berpotensi sebagai obat herbal dan telah banyak penelitian yang membuktikan khasiat yang dimiliki daun salam diantaranya untuk diare, kolesterol, diabetes, asam urat, serta inflamasi. Meskipun memiliki banyak khasiat, tingkat keamanan dalam pemakaian daun salam perlu di perhatikan, agar dosis penggunaan daun salam tidak melebihi batas keamanan yang dapat menyebabkan toksik atau racun. Oleh sebab itu, perlu dilakukan pengujian toksisitas yang salah satunya adalah uji toksisitas subkronis untuk mengetahui ketoksikan dalam penggunaan yang lama melalui ada tidaknya kerusakan pada organ, meskipun dalam dosis yang diyakini aman, tidak menutup kemungkinan bahwa dalam pemakaian sering dapat bersifat toksik. Pengujian dilakukan pemberian ekstrak etanol daun salam selama 90 hari pada tikus putih dengan dosis 1000 mg/kgBB, 400 mg/kgBB, 100 mg/kgBB dan kemudian diamati perubahan berat badan, hematologi, biokimia darah serta indeks organ dan histologi organ. Hasil pengamatan menunjukan ektrak daun salam tidak memiliki efek toksik terhadap berat badan, hematologi, kreatinin, dan SGPT, sedangkan untuk indek hati mengalami pembengkakan pada sampel betina dan hasil pengamatan histologi menunjukan adanya kerusakan ringan pada ginjal dan hati dilihat dari adanya degenerasi atau nekrosis setempat.
Kata kunci : daun salam, hematologi, biokimia darah, indeks organ, histologi
No copy data
No other version available