Text
3519-Pengaruh Andrografolid dari Infusa Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm.F) Nees) Terhadap Profil Farmakokinetik Asetosal Dalam Kelinci Sehat (Annisa Claudia Musefi Chairani; Dr. Jutti Levita, M.Si; Mutakin, Ph.D.)
Herba sambiloto (Andrographis paniculata (Burm.F) Nees) merupakan salah satu tanaman herbal dengan andrografolid sebagai konstituen utama yang diketahui memiliki banyak aktivitas farmakologi, terutama sebagai obat antiinflamasi. Selain sambiloto digunakan pula obat sintetis seperti asetosal dalam terapi anti-inflamasi. Dilakukan penelitian mengenai penggunaan infusa sambiloto dan asetosal secara bersamaan untuk mengetahui pengaruh andrografolid dari herba sambiloto terhadap kadar asetosal (AINS) di dalam tubuh. Penelitian dilakukan dengan uji in vivo menggunakan kelinci New Zealand sebanyak sembilan ekor dengan perbandingan 4 jantan dan 2 betina. Plasma darah diambil pada rentang waktu 0, 30, 60, 90, dan 120 dan disuntikkan pada KCKT dengan fase gerak metanol : akuabides (55:45), fasa diam oktadesil silana 4,0 mm x 30 cm dan diameter 5-10, panjang gelombang 226 nm dengan laju alir 0,5 mL/menit selama 10 menit. Dihasilkan nilai konsentrasi maksimum sebesar 0,9393 ppm pada menit ke 90 dengan luas di bawah kurva (AUC) 2,138 mAu. Pemberian asetosal bersamaan dengan infusa sambiloto dapat menyebabkan penurunan kadar asetosal.
Kata kunci: Andrografolid, asetosal, in vitro, plasma kelinci, profil kromatogram
No copy data
No other version available