Text
Aktivitas Antimutagenik Ekstrak Metanol Daun Puspa (Schima wallichii Korth) dan Fraksinya dengan Mikronukleus pada Tikus Wistar.
Telah dilakukan pengujian aktivitas antimutagenik ekstrak metanol daun puspa (Schima wallichii Korth.), fraksi air dan fraksi etil asetat dari ekstrak metanol pada tikus Wistar (Rattus norvegicus) jantan dan penapisan fitokimia daun puspa. Metode yang digunakan untuk pengujian aktivitas antimutagenik adalah metode uji mikronukleus dengan menggunakan siklofosfamid sebagai penginduksi mutasi (mutagen). Bahan uji diberikan secara oral dengan dosis 1 g dan 2 g/kg berat badan untuk ekstrak metanol, 700 mg dan 1400 mg/kg untuk fraksi air, serta 450 mg dan 900 mg/kg untuk fraksi etil asetat. Aktivitas antimutagenik diamati melalui penurunan jumlah mikronukleus dalam setiap 200 sel eritrosit polikromatik pada preparat apusan sumsum tulang paha tikus. Secara statistik pada taraf kepercayaan 99% (a = 0,01), hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak metanol, fraksi air dan fraksi etil asetat, masing-masing memberikan penurunan jumlah mikronukleus pada eritrosit polikromatik yang bermakna dibandingkan dengan kontrol negatif (jumlah mikronukleus 3,07 permil). Fraksi air pada dosis 700 mg/kg (jumlah mikronukleus 1,70 permil) memberikan aktivitas antimutagenik lebih besar dibandingkan dengan fraksi etil asetat pada dosis yang lebih tinggi, 900 mg/kg (jumlah mikronukleus 2,27 permil). Hasil penapisan fitokimia terhadap simplisia, ekstrak metanol dan fraksi air menunjukkan adanya kandungan senyawa golongan polifenol dan kuinon, sedangkan fraksi etil asetat mengandung senyawa golongan kuinon. Kedua golongan senyawa tersebut diduga merupakan senyawa yang memiliki aktivitas antimutagenik.
No copy data
No other version available