Text
Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Lamun dan Rumput Laut dari Perairan Kendari Terhadap Bakteri Bacillus subtilis dan Pseudomonas aeruginosa Penyebab Infeksi Saluran Cerna
Lamun merupakan salah satu tanaman yang tumbuh di dasar laut yang termasuk dalam golongan Monokotil. Rumput laut tergolong tanaman tingkat rendah, tidak mempunyai akar, batang, maupun daun sejati. Masyarakat Indonesia memanfaatkan kedua organisme laut ini sebagai sayuran dan juga obat-obatan alami. Diare merupakan penyebab utama kematian, terutama pada wilayah yang memiliki sanitasi yang kurang baik. Umumnya diare disebabkan oleh infeksi bakteri Bacillus subtilis dan Pseudomonas aeruginosa. Penggunaan antibiotik tidak rasional menyebabkan terjadinya kasus resistensi sehingga dibutuhkan alternatif antidiare dari bahan alam. Ekstraksi dilakukan menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 96%. Pengujian aktivitas antibakteri dilakukan menggunakan metode difusi agar dengan berbagai variasi konsentrasi ekstrak etanol lamun dan rumput laut. Penentuan rentang konsentrasi KHTM-KBM dilakukan menggunakan metode mikrodilusi. Hasil penelitian menunjukkan diameter zona hambat terbesar dari ekstrak etanol lamun (konsentrasi 40% (b/v)) terhadap B.subtilis adalah 1,37 cm sedangkan terhadap P.aeruginosa adalah 1,52 cm. Selanjutnya diameter zona hambat terbesar yang ditunjukkan oleh ekstrak etanol rumput laut (konsentrasi 60% (b/v)) adalah 1,38 cm terhadap B.subtilis dan 1,31 cm terhadap P.aeruginosa. Rentang KHTM-KBM dari kedua ekstrak terhadap B.subtilis tidak dapat diamati, sedangkan terhadap P.aeruginosa rentang KHTM-KBM ekstrak etanol lamun adalah pada rentang konsentrasi 0,75-1,25% (b/v) dan ekstrak etanol rumput laut adalah 3,75-7,5% (b/v). Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol lamun dan rumput laut dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif antidiare dari bahan alam.
Kata kunci : Enhalus acoroides, Gracilaria salicornia, Antibakteri, Mikrodilusi
No copy data
No other version available