Text
Evaluasi Nilai Persediaan dan Biaya Pemakaian Obat Pasien Jaminan Kesehatan Nasional di Puskesmas Wilayah Ujung Berung Kota Bandung
Pelayanan farmasi merupakan pelayanan penunjang dalam fasilitas kesehatan yang salah satu tugasnya yaitu mengelola persediaan obat guna menghindari perhitungan kebutuhan obat yang tidak akurat dan tidak rasional. Perhitungan kebutuhan obat hendaknya mempertimbangkan dari segi biaya. Evaluasi biaya berdasarkan payer prespective dalam pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) diperlukan mengingat BPJS Kesehatan dan Dinas Kesehatan sebagai healthcare payer memiliki tanggung jawab untuk membayar biaya kesehatan. Puskesmas Wilayah Ujung Berung belum memiliki sistem perencanaan persediaan dalam pengelolaan obat. Sehingga dilakukan penelitian yang bertujuan untuk menentukan prioritas obat dengan analisis nilai persediaan obat dan biaya pemakaian obat. Penelitian dilakukan dengan metode deskriptif dan pengambilan data secara cross sectional. Analisis data menggunakan analisis ABC dan biaya pemakaian obat. Jenis data yang digunakan adalah data primer didapatkan dari kuisioner dan data sekunder yang di dapatkan dari Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan (LPLPO) tahun 2014 dan Laporan Pengobatan dan Pemulihan Kesehatan tahun 2014. Hasil penelitian nilai persediaan menunjukan 8 unit obat termasuk kelompok A yang memerlukan pemantauan lebih ketat dan ketersediaan selalu ada, 70 unit kelompok B, 126 unit kelompok C. Hasil analisis biaya pemakaian obat berdasarkan penyakit tertinggi yaitu nasofaringtis membutuhkan biaya Rp 126.837.000,00 - Rp 98.330.882,00 dari total biaya keseluruhan obat di puskesmas yaitu sebesar Rp 1.376.563.301,00.
Kata kunci: Nilai persediaan, Biaya pemakaian obat, Analisis ABC
No copy data
No other version available