Text
D05- Peningkatan Kelarutan, Disolusi dan Ketersediaan Hayati Kalsium Atorvastatin Dengan Metode KO Kristalisasi
Atorvastatin kalium adalah golongan obat yang berfungsi sebagai inhibitor HMG-CoA reductase, yaitu senyawa yang dapat menghambat konversi enzim HMG-CoA reduksi menjadi mevalonate sehingga menghambat pembentukan kolesterol. Atorvastatin kalsium tergolong ke dalam bahan aktif farmasi (BAF) kelas dua berdasarkan Biopharmaceutics Classification System (BCS), yang artinya bahwa BAF tersebut memiliki kelarutan yang rendah tetapi memiliki sifat permeabilitas yang tinggi. Kelarutan obat yang rendah dapat mempengaruhi ketersediaan hayati obat, karena tingkat kelarutan obat dalam saluran cerna merupakan factor yang paling penting untuk tercapainya kadar obat optimum dalam system sistemik tubuh. Kelarutan kalsium atorvastatin yang praktis tidak larut dalam air menyebabkan laju disolusi menjadi factor pembatas untuk laju penyerapan obat. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kelarutan, laju disolusi dan ketersediaan hayati kalsium atorvastatin dengan menggunakan metode ko-kristalisasi, solvent drop grinding dengan pemilihan koformernya menggunakan cara in silico. Hasil kajian in silico menunjukkan interaksi atorvastatin-aspartam menghasilkan energy ikatan yang paling kecil (E = -4,70 kkal/mol). Proses ko-kristalisasi kalsium atorvastatin-aspartam dibuat dengan metode solvent-drop grinding, kalsium atorvastatin dan koformer (aspartam) masing-masing dengan ratio 1:1 ekimolar selama grinding 15 menit sambal ditambahkan sejumlah kecil methanol. Ko-kristal dikarakterisasi menggunakan difraksi sinar-X, differential scanning calorimetry (DSC), spektroskopi inframerah, mikroskop polarisasi, scanning microscope electron (SEM), hasilnya memperlihatkan campuran antara Kristal dan amorf. Hasil uji kelarutan dalam air dari ko-kristal kalsium atorvastatin-aspartam meningkat sekitar 268,16 % lebih tinggi daripada kalsium atorvastatin murninya. Hasil dari uji disolusi berbanding pada menit ke-30 dalam media air, dapar klorida pH 1,2; dapar asetat pH 4,5 dan dapar fosfat pH 6,8 memperlihatkan peningkatan yang signifikan. Pengujian ketersediaan hayati dilakukan dari suspense encer yang mengandung kalsium atorvastatin, dan campuran antara Kristal dan amorf kalsium atorvastatin-aspartam (setara dengan 20 mg kalsium atorvastatin) diberikan pada dua kelompok tikus terdiri atas 6 ekor. Sampel darah masing-masing kelompok pengujian diambil pada waktu 0; 0,5; 1; 2; 4; 5; 6; 7; 8; dan 10 jam setelah pemberian obat. Kadar kalsium atorvastatin dalam plasma dianalisis dengan KCKT. Kemudian, dihitung AUC, t.max dan c.max. Hasil pengujian ketersediaan hayati relative campuran antara Kristal dan amorf kalsium atorvastatin-aspartam (1:1) yang dibuat dengan metode solvent drop grinding dapat meningkatkan ketersediaan hayati relative hingga 10 % lebih tinggi dibandingkan dengan kalsium atorvastatin murni.Kata kunci : Kalsium atorvastatin, in silico, ko-kristalisasi, solvent-drop grinding, kelarutan, disolusi, ketersediaan hayati.
No copy data
No other version available