Text
Evaluasi Penggunaan Obat Anti Tuberkulosis Dengan Metode Atc/Ddd Pada Pasien Dewasa Tuberkulosis Rawat Jalan Di Sebuah Rumah Sakit Di Malaysia
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil penggunaan obat antituberkulosis pada pasien dewasa tuberkulosis rawat jalan periode 2012-2014 di Rumah Sakit Langkawi, Kedah berdasarkan metode ATC/DDD (Anatomical Therapeutic Chemical/ Defined Daily Dose) agar dapat dilakukan upaya peningkatan penggunaan obat antituberkulosis yang lebih rasional. Data yang diambil adalah jenis kelamin, durasi pengobatan, rute pemberian, jenis obat dan profil penggunaan obat antituberkulosis. Hasil penelitian deskriptif berdasarkan data retrospektif tahun 2012, 2013 dan 2014 untuk jenis kelamin adalah laki-laki dan perempuan (65%, 35%); usia: 18-30, 31-50 dan 51-64 bagi tahun 2012 (38.56%, 44.84%, 16.60%), bagi tahun 2013 (46.70%, 37.35%, 15.95%), bagi tahun 2014 (51.65%, 36.77%, 11.58%); durasi: ? 6 bulan dan > 6 bulan bagi tahun 2012 (83.07%, 16,93%), bagi tahun 2013 (84.19%, 15.51%), bagi tahun 2014 (90.56%, 9.44%); rute pemberian: oral dan parenteral bagi tahun 2012 (98.35%, 1.65%), bagi tahun 2013 (97.80%, 2.10%), bagi tahun 2014 (98.04%, 1.96%); jenis obat antituberkulosis yang paling banyak digunakan tiga tahun berturut-turut adalah obat FDC (Fixed Dose Combination) (41.59%, 47.18%, 47.01%); penggunaan obat antituberkulosis tiga tahun berturut-turut yaitu tahun 2012, 2013 dan 2014 adalah 80.95 DDD/1000KPRJ/hari, 66.10 DDD/1000KPRJ/hari dan 62.13 DDD/1000KPRJ/hari. Dari hasil evaluasi, penggunaan obat antituberkulosis di Rumah Sakit Langkawi, Kedah periode 2012 hingga 2014 menunjukan penggunaan yang berlebihan (overuse) dan tidak rasional. Penggunaan obat antituberkulosis tidak sesuai dengan panduan WHO (World Health Organization) 2015.
No copy data
No other version available