Text
Perilaku Swamedikasi Antibiotik Masyarakat Kota Bandung Tahun 2014: Studi Survey Di Fasilitas Kesehatan Sub Wilayah Kota (Swk) Bojonegara Dan Tegalega
Swamedikasi antibiotik merupakan faktor utama dalam mendorong penggunaan antibiotik yang tidak tepat yang dapat menimbulkan resistensi. Studi ini dilakukan untuk mengetahui gambaran perilaku swamedikasi antibiotik masyarakat Kota Bandung di wilayah Bojonegara dan Tegalega berdasarkan pendekatan teori Health Belief Model (HBM). Studi dilakukan berlandaskan studi observasional dengan pengambilan data secara retrospektif melalui cara wawancara terstruktur kepada responden yang dipilih secara acak pada bulan November hingga bulan Desember tahun 2014 menggunakan kuesioner yang telah tervalidasi. Subyek penelitian diperoleh dari 14 fasilitas kesehatan primer dengan kriteria responden berusia lebih dari 18 tahun dan mengetahui apa itu antibiotik. Statistik deskriptif digunakan dalam penelitian ini. Total 191 responden menjadi subyek penelitian. Sebanyak 76,4% subyek penelitian tidak melakukan perilaku swamedikasi dan yang mengaku tidak pernah sebanyak 23,6%. Skor keseluruhan tingkat pengetahuan dan tingkat persepsi masyarakat terhadap antibiotik didapatkan sebesar 1022 (59,45%) dan 1710 (81,39%). Tingkat pengetahuan dan persepsi masyarakat terhadap antibotik di wilayah Bojonegara dan Tegalega berada pada kategori yang baik. Jumlah responden dengan pengetahuan dan persepsi yang baik namun tetap melakukan swamedikasi antibiotik sebanyak 25 (13,09%) dan 45 (23,56%) responden, sedangkan yang memiliki tingkat pengetahuan dan persepsi yang buruk diantaranya 43 (22,51%) dan 6 (3,14%) responden tidak melakukan swamedikasi antibiotik. Seluruh dimensi pembentuk persepsi yaitu ancaman, keuntungan, hambatan, dan kemampuan bertindak terhadap perilaku swamedikasi antibiotik didominasi oleh kategori baik.
Kata kunci: resistensi antibiotik, deskriptif, Health Belief Model.
No copy data
No other version available