Text
Perilaku Swamedikasi Antibiotik Masyarakat Kota Bandung Tahun 2014: Studi Survey Di Fasilitas Kesehatan Sub Wilayah Kota (Swk) Arcamanik Dan Cibeunying
Tingginya perilaku swamedikasi antibiotik meningkatkan peluang penggunaan antibiotik yang tidak rasional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola perilaku swamedikasi antibiotik dan persepsi masyarakat terhadap praktik swamedikasi antibiotik berdasarkan teori Health Belief Model (HBM). Studi observasional deskriptif dilakukan terhadap 134 responden dewasa yang diambil secara acak di 11 puskesmas dan tiga apotek di Sub Wilayah Kota Arcamanik dan Cibeunying periode November 2014-Maret 2015 menggunakan metode wawancara terstruktur dengan bantuan kuisioner yang tervalidasi. Data yang diperoleh di analisis menggunakan statistik deskriptif (CI=95%, ?=5%). Terdapat 23,9% responden yang melakukan swamedikasi antibiotik selama enam bulan terakhir. Angka ini lebih tinggi dari hasil penelitian di Yogyakarta, Semarang, dan Surabaya. Persepsi ancaman, keuntungan, hambatan, dan kemampuan bertindak masyarakat terhadap praktik swamedikasi antibiotik berdasarkan teori HBM termasuk kategori baik. Seseorang dengan persepsi ancaman yang baik cenderung tidak akan melakukan swamedikasi antibiotik, namun secara keseluruhan HBM kurang dapat memetakan dan memprediksi perilaku swamedikasi antibiotik seseorang secara jelas, sehingga tidak bisa dijadikan acuan dalam pengembangan model intervensi untuk menekan praktik swamedikasi antibiotik secara efektif.
Kata Kunci: Health Belief Model, HBM, intervensi, wawancara terstruktur, kuesioner
No copy data
No other version available