Text
Efisiense Biaya Persediaan Obat Generik Melalui Perencanaan Dengan Kombinasi Metode Konsumsi, Analisis ABC dan Reorder Point di Instalasi Farmasi RSUD Kota Bandung
Perencanaan obat di Instalasi Farmasi RSUD Kota Bandung dilakukan oleh kepala IFRS dengan menggunakan metode konsumsi yaitu dengan penambahan sekitar 10% dari pemakaian sebelumnya. Dengan hanya menggunakan metode konsumsi tidak dapat diketahui obat apa saja yang harus diprioritaskan dalam perencanaan, juga tidak dapat diketahui kapan saatnya memesan obat yang tepat. Sehingga dengan perencanaan obat seperti yang berjalan selama ini dimungkinkan terjadinya kelebihan stok obat. Hal ini ditunjukkan dengan adanya nilai persediaan generik yang meningkat dari tahun 2012 sebesar 31,2% (Rp.167,639,530,-) menjadi 41,80% (Rp. 219,515,298.-) pada tahun 2013, keadaan ini menunjukkan adanya penggunaan dana yang kurang efisien.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan nilai persediaan dan Turn Over Ratio (TOR) generik setelah penerapan perencanaan obat generik berdasarkan kombinasi metode konsumsi dengan analisis ABC dan Reorder Point (ROP) dibandingkan dengan perencanaan yang selama ini dilakukan.
Jenis penelitian yang dilakukan adalah pre-eksperimental dengan menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan crosssectional.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode kombinasi konsumsi, analisis ABC dan ROP dapat menurunkan nilai persediaan obat generik dari Rp. 10.922.126,- menjadi Rp. 7.027.803,-, dan meningkatkan TOR obat generik dari 1.48 menjadi 3.03 sehingga didapatkan efisiensi sebesar Rp. 3.964.323.
Kesimpulan dari penelitian ini bahwa perencanaan generik berdasarkan kombinasi metode konsumsi dengan analisis ABC dan ROP terbukti dapat menurunkan nilai persediaan dan meningkatkan TOR serta didapatkan efisiensi sebesar 54,47%.
Kata kunci : Perencanaan obat, metode konsumsi, analisis ABC, reorder point
No copy data
No other version available