Text
Formulasi dan Evaluasi Natrium Askorbil Fosfat Dalam Sediaan Nanoemulsi (Teknologi Farmasi dan Kosmetika)
Vitamin C (L-asam askorbat) merupakan salah satu antioksidan non enzimatis yang relatif aman digunakan sebagai anti aging, namun dalam produk kosmetika memiliki stabilitas yang rendah, cenderung untuk terurai menjadi bentuk tidak stabil. Natrium askorbil fosfat (NAF) merupakan senyawa turunan vitamin C yang lebih stabil terhadap oksidasi dan berpotensi untuk digunakan pada sediaan kosmetik. Natrium askorbil fosfat sulit berpenetrasi ke dalam kulit karena sifatnya yang hidrofilik. Oleh karena itu, diperlukan sistem pembawa yang tepat untuk menghantarkan senyawa tersebut ke kulit. Penelitian ini dilakukan untuk memformulasikan NAF dalam bentuk nanoemulsi sebagai sistem pembawa, karena sediaan nanoemulsi memiliki daya penetrasi bahan aktif yang lebih baik dibandingkan sediaan emulsi. Formula sediaan emulsi dan nanoemulsi NAF terdiri dari isopropil miristat sebagai fasa minyak dan tween 80 sebagai emulgator surfaktan. Pengembangan formula dilakukan dengan memvariasikan kadar tween 80, kadar natrium askorbil fosfat dan kecepatan putaran pengadukan homogenizer pada saat proses pembuatan emulsi dan nanoemulsi tipe air dalam minyak. Variasi kadar tween 80 yang digunakan antara lain 10%(F1) ;20%(F2) ;30%(F3) ;40%(4) ;50%(F5) dengan kadar natrium askorbil fosfat 2,5%(FA) ;5%(FB) dan 10%(FC). Formula yang menghasilkan nanoemulsi NAF, menunjukkan karakteristik homogen dan bening adalah FA4 dengan pengocokan 25.000 rpm selama 30 menit. Formula FA4 memiliki viskositas yang baik untuk sediaan topikal yaitu 27,1 dPas dengan pH yang sesuai dengan kulit 7,54. Sedangkan formula yang menghasilkan emulsi NAF, menunjukkan karakteristik homogen dan putih keruh adalah FA2 dengan pengocokan 15.000 rpm selama 30 menit. Ukuran diameter droplet yang diukur dengan particle size analyzer, nanoemulsi FA4 adalah 23,59 nm sedangkan emulsi FA2 adalah 369,43 nm. Kedua formula tersebut memiliki aktivitas antioksidan aktif yang relatif sama. Uji difusi dilakukan dengan menggunakan sel difusi yang dimodifikasi dan membran kulit babi. Cairan penerima berupa larutan dapar fosfat pH 7,4. Penetapan kadar natrium askorbil fosfat yang terdifusi dan masuk ke dalam cairan penerima dilakukan dengan menggunakan kromatografi cair kinerja tinggi. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna dalam penetrasi nanoemulsi NAF dibandingkan dengan emulsi NAF. Nilai persen penetrasi NAF menunjukkan bahwa daya penetrasi NAF dalam bentuk sediaan nanoemulsi yaitu 20,64%, dua kali lebih baik dibandingkan daya penetrasi NAF dalam sediaan emulsi 9,99%.
Kata kunci: Vitamin C, natrium askorbil fosfat, nanoemulsi, difusi
No copy data
No other version available