Text
Pengaruh Faktor Sosial dan Faktor Budaya terhadap Persepsi Masyarakat Semarang dalam Mengkonsumsi Jamu untuk Pemeliharaan Kesehatan (Studi Kasus Mengenai Kearifan Lokal di 19 Kecamatan Kota Semarang) (Herbal Medik)
Dengan adanya potensi yang dimiliki baik keanekaragaman hayati maupun kondisi social budaya yang tercermin dalam kearifan lingkungan budaya tradisional di kota Semarang, jamu mempunyai prospek untuk kembali digali dan dikembangkan. Namun perkembangan jamu tidaklah mudah, tentunya banyak factor yang perlu diperhitungkan termasuk salah satunya adalah konsumen. Keputusan masyarakat (konsumen) dalam memilih jenis pengobatan tentunya dipengaruhi oleh banyak factor baik internal maupun eksternal. Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) mengkaji persepsi masyarakat terhadap konsumsi jamu untuk pemeliharaan kesehatan ditinjau dari dimensi social dan budaya kearifan local, dimensi social yang dimaksud meliputi manfaat ekonomis serta manfaat medis, sedangkan dimensi budaya meliputi manfaat terhadap lingkungan, (2) mengetahui dan menganalisis pengaruh factor social dan budaya terhadap persepsi masyarakat dalam mengkonsumsi jamu untuk pemeliharaan kesehatan. Penelitian ini menggunakan pendekatan analitik korelasional dengan rancangan cross-sectional (studi silang). Berdasarkan hasil dari penelitian terdapat pengaruh factor social dan budaya terhadap persepsi masyarakat dalam mengkonsumsi jamu untuk kesehatan. Pengaruh total factor social terhadap persepsi masyarakat secara parsial adalah sebesar 41,44%, sedangkan pengaruh total factor budaya terhadap persepsi masyarakat secara parsial adalah sebesar 14,21%. Berdasarkan nilai koefisien korelasi, hubungan antara kualitas factor social (X1) dengan factor budaya (X2) sebesar 0,431 dan masuk dalam kategori sedang. Arah hubungan positif antara factor social (X1) dengan factor budaya (X2) menunjukkan bahwa factor social yang semakin tinggi cenderung diikuti dengan meningkatknya factor budaya. Kemudian hubungan antara factor social (X1) dengan persepsi masyarakat (Y) sebesar 0,705 termasuk dalam kategori kuat, demikian juga hubungan antara factor budaya (X2) dengan persepsi masyarakat (Y) sebesar 0,525 termasuk dalam kategori sedang dengan arah positif.
Kata kunci: jamu, Semarang, kearifan local, persepsi masyarakat, factor social, factor budaya, konsumsi jamu
No copy data
No other version available