Text
Penggunaan Obat Penginduksi Kerusakan Hati Pada Pasien Rawat inap Penderita Penyakit Hati di Rumah Sakit Umum Daerah kota Tasikmalaya
Kerusakan hati oleh obat merupakan masalah kesehatan manusia yang serius. Salah satu faktor resikonya ialah adanya penyakit hati. Penelitian observasional ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan obat penginduksi kerusakan hati pada pasien rawat inap penderita penyakit hati dan dampaknya terhadap perubahan fungsi hati di RSUD kota Tasikmalaya. Data dikumpulkan secara restrospektif pada periode 2010-2011 dari rekam medis pasien dengan populasi total 138 pasien, 82 pasien termasuk kriteria inklusi, 30 pasien diekslusi, total subjek penelitian sebanyak 52 pasien. Sebanyak 50 pasien (96%) menggunakan obat penginduksi kerusakan hati dan 2 pasien (4%) tidak menggunakannya. Obat penginduksi kerusakan hati yang paling banyak digunakan yaitu ranitidin (31,3%), seftriakson (23,1%), dan parasetamol (16,4%). Pasien pengguna obat penginduksi kerusakan hati yang mendapat perlakuan khusus dan yang tidak mendapat perlakuan khusus sebanyak 22 orang (44%) dan 28 (56%). Hanya 31 subjek penelitian yang diketahui perubahan parameter fungsi hatinya. Sebagian besar pasien pengguna obat penginduksi kerusakan hati mengalami penurunan parameter fungsi hati. Hasil uji statistik menunjukkan tidak ada perbedaan perubahan parameter fungsi hati pada pasien yang mendapat dan yang tidak mendapat perlakuan khusus (AST nilai P=0,686; ALT nilai P=0,410; bilirubin nilai P=0,522). Tingkat penggunaan obat penginduksi kerusakan hati masih tinggi pada pasien penyakit hati yaitu sebanyak 96% dan sebagian besar diberikan tanpa perlakuan khusus yaitu sebanyak 56%.
Kata Kunci : Obat penginduksi kerusakan hati, penyakit hati, retospektif.
No copy data
No other version available