Text
Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Tumbuhan Pakan Primata Subkelas Hamamelididae dan Magnoliidae Dengan Metode Spektrofotometri UV-Visible Menggunakan Pereaksi 1,1-Difenil-2-Pikrilhidrazil (DPPH)
Primata memiliki hubungan fisiologis yang erat dengan manusia, sehingga seperti manusia primata dapat terjangkit berbagai penyakit. Menariknya, primata dapat bertahan hidup dengan mengonsumsi tumbuh-tumbuhan yang terdapat dihabitatnya. Tumbuhan yang biasa dikonsumsi oleh primata antara lain beringin (Ficus benjamina), kiara koneng (Ficus annulata), kopeng (Ficus pubinervis), kiciat (Ficus septic) yang merupakan subkelas Hamamelididae, serta borogondolo (Hernandia peltata) dan huru batu (Litsea mapaceae) yang merupakan subkelas Magnoliidae. Berdasarkan tinjauan pustaka sebagian besar tanaman tersebut memiliki kandungan polifenol dan flavonoid, sehingga diduga memiliki aktivitas antioksidan. Aktivitas antioksidan diuji dengan menggunakan radikal bebas 1,1-difenil-2-pikrilhidrazil (DPPH) dan didapatkan nilai inhibition concentration 50 (IC50) sebagai parameter kekuatan antioksidan. Nilai IC50 untuk masing-masing ekstrak etanol tumbuhan pakan primata yaitu beringin sebesar 10,725bpj, huru batu sebesar 45.52bpj, borogondolo sebesar 62,0075bpj, kopeng sebesar 132,51bpj, kiara koneng sebesar 351,209bpj, dan kiciat sebesar 792,471bpj. Hasil penelitian menunjukkan bahwa beringin dan huru batu memiliki aktivitas yang sangat baik dalam menangkap radikal bebas dan berpotensi untuk dijadikan antioksidan alami.
Kata kunci: Tumbuhan pakan primata, Hamamelididae, Magnoliidae, Antioksidan, DPPH
No copy data
No other version available