Text
Krim Antijerawat dari Ekstrak Tumbuhan Sarang Semut (Myrmecodia pendens)
Infeksi bakteri pada jerawat akan membuat keadaan jerawat semakin parah. Bakteri-bakteri tersebut diantaranya Staphylococcus aureus dan Staphylococcus epidermidis. Di Indonesia terdapat berbagai tumbuhan yang memiliki aktivitas terhadap bakteri penyebab jerawat, diantaranya tumbuhan sarang semut (Myrmecodia pendens) yang berasal dari daerah Wamena, Papua. Pada penelitian ini dilakukan pembuatan krim antijerawat dari ekstrak tumbuhan sarang semut. Metode yang digunakan meliputi pengumpulan dan determinasi tumbuhan, pembuatan ekstrak, skrining fitokimia ekstrak, penetapan standarisasi ekstrak, uji aktivitas antibakteri ekstrak, penentuan konsentrasi hambat tumbuh minimum (KHTM) ekstrak, pembuatan krim dengan berbagai konsentrasi ekstrak, pemeriksaan zat aktif sediaan dengan metode kromatografi lapis tipis, pengujian stabilitas krim, uji aktivitas antibakteri krim pada hari ke 56 dan pengujian keamanan krim. Hasil skrining fitokimia menunjukkan keberadaan flavonoid dan polifenol yang diduga memiliki aktivitas antibakteri. Konsentrasi hambat tumbuh minimum (KHTM) ekstrak yang didapat terhadap bakteri uji Staphylococcus aureus adalah 0,8% dan untuk bakteri uji Staphylococcus epidermidis adalah 0,4%. Berdasarkan hasil orientasi basis yang dilakukan maka dibuat sediaan krim jenis minyak dalam air yang mengandung ekstrak tersebut dengan 3 konsentrasi yang berbeda yaitu 1,6%, 2,4% dan 3,2%. Hasil pengujian kualitas sediaan setelah penyimpanan 56 hari menunjukkan bahwa krim antijerawat yang dibuat memiliki aktivitas terhadap bakteri uji, viskositas yang baik, pH yang baik, angka cemaran mikroba yang aman, dan tidak menyebabkan iritasi. Dari hasil KLT sediaan krim, terlihat 4 bercak dengan Rf 0,33, 0,6, 0,71 dan 0,85.
Kata kunci: Antierawat, Tumbuhan sarang semut, Krim.
No copy data
No other version available