Text
Karakterisasi Sifat Gel dan Daya Kembang Pati Tapioka (Amylum manihot) Yang Berasal dari Lima Daerah di Jawa Barat
Upaya pencarian eksipien asli Indonesia terus dilakukan. Maka dilakukan studi tentang karakterisasi sifat fisika dan kimia pati tapioka yang berasal dari lima daerah di Jawa Barat: Jatinangor, Lembang, Garut, Tasikmalaya dan Purwakarta Metode penelitian melalui preparasi pati tapioka dan karakterisasi berdasarkan USP 30 (2007) yang terdiri dari identifikasi pati, batas cemaran mikroba, pH, susut pengeringan, sisa pemijaran, kadar besi, kadar senyawa pengoksidasi, dan sulfur dioksida. Pati yang memenuhi syarat dilanjutkan dengan pengujian sebagai eksipien yaitu pengujian daya kembang dan sifat gel, dan digunakan dalam formulasi tablet ibuprofen sebagai pengisi, pengikat, dan disintegrator. Dari kelima pati tapioka, yang memenuhi syarat USP 30 adalah pati Jatinangor (angka lempeng total 450 kol/g; kapang 10 kol/g; E.coli negatif; pH 4,6; susut pengeringan 9,72%; sisa pemijaran 0,35%; dan kadar besi negatif) dan Purwakarta (angka lempeng total 970 kol/g; kapang negatif; E.coli negatif; pH 5,19; susut pengeringan 9,84%; sisa pemijaran 0,18%; dan kadar besi negatif). Pengujian sifat gel menunjukkan konsentrasi terkecil membentuk gel pati Jatinangor 6% dan pati Purwakarta 8%. Kelarutan dan daya kembang meningkat seiring kenaikan suhu dari 600C sampai 900C. Kelarutan dan daya kembang pati Jatinangor lebih besar daripada pati Purwakarta pada semua suhu. Hasil analisis statistik kualitas tablet menunjukkan perbedaan yang nyata antara tablet ibuprofen yang menggunakan pati Jatinangor dan Purwakarta terhadap tablet ibuprofen yang menggunakan amprotab, namun tablet ibuprofen yang menggunakan pati Jatinangor dan Purwakarta masih memenuhi persyaratan tablet.
Kata kunci: Singkong, Pati, USP 30, Daya kembang, Sifat gel
No copy data
No other version available