Text
Penerapan Spektrofotometri Derivatif Orde Tiga Pada ? Zero Crossing untuk Analisis Campuran Parasetamol, Asetosal dan Kafein Dalam Serbuk Puyer Sakit Kepala
Salah satu syarat pengajuan registrasi sediaan obat adalah adanya metode analisis yang tervalidasi. Campuran parasetamol, asetosal dan kafein memberikan panjang gelombang serapan maksimum yang berdekatan serta spektrum yang bertumpuk pada daerah ultraviolet menyebabkan pengukuran masing-masing zat pada panjang gelombang serapan maksimumnya cenderung menimbulkan galat. Penelitian ini dilakukan untuk menemukan metode yang tepat untuk menentukan kadar campuran parasetamol, asetosal dan kafein tanpa pemisahan serta mengoptimasi metode validasi dari ketiga senyawa tersebut. Pada penelitian ini diterapkan metode spektrofotometri derivatif untuk menganalisis ketiga zat tersebut dalam sediaan serbuk puyer sakit kepala. Pelarut yang digunakan adalah metanol dengan instrumen spektrofotometer Analitik Jenna Specord 200 dan pengukuran dilakukan pada rentang panjang gelombang 200-400 nm. Penetapan kadar parasetamol dilakukan pada panjang gelombang 253 nm, dimana asetosal dan kafein berpotongan bernilai d3A/d?3 = 0, sedangkan penetapan kadar asetosal dilakukan pada panjang gelombang 278 nm, dimana parasetamol dan kafein berpotongan bernilai d3A/d?3 = 0 dan penetapan kadar kafein dilakukan pada panjang gelombang 274 nm, dimana asetosal dan parasetamol berpotongan bernilai d2A/d?2 = 0. Hasil validasi metode analisis menunjukkan bahwa nilai LOD dan LOQ parasetamol, asetosal dan kafein berturut-turut adalah 2,828 ppm dan 9,427 ppm, 5,625 ppm dan 18,75 ppm, serta 3,42 ppm dan 11,38 ppm. Uji akurasi dan presisi memberikan hasil uji perolehan kembali parasetamol, asetosal dan kafein berturut-turut adalah 9,51 %, 87,95 % dan 103,8 5. Uji robustness memberikan nilai koefisien variasi parasetamol, asetosal dan kafein berturut-turut adalah 0,21 %, 0,02 % dan 1,06 %. Sedangkan hasil uji perolehan kembali untuk penetapan kadar parasetamol, asetosal dan kafein berturut-turut adalah 94,51 %, 84,17 % dan 102,86 %. Berdasarkan penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa metode analisis spektrofotometri yang dilakukan di atas telah memenuhi kriteria validasi untuk penetapan kadar parasetamol, asetosal dan kafein.
Kata kunci : Parasetamol, Asetosal, Kafein, Spektrofotometri Derivatif
No copy data
No other version available