Text
Uji Khasiat dan Keamanan Kombinasi Ekstrak Rimpang Jahe Merah dan Buah Mengkudu Pada Pengobatan Tuberkulosis Fase Intensif dan Lanjutan (Farmakologi-Toksikologi)
Pengobatan tuberkulosis (TB) paru memerlukan waktu yang lama minimal selama enam bulan. Uji klinis sebelumnya terhadap penderita TB paru kasus baru Basil Tahan Asam (BTA) positif dengan penambahan kombinasi ekstrak rimpang jahe merah dan buah mengkudu sebagai obat penunjang menunjukkan bahwa penggunaan kombinasi ekstrak (1:1) dosis I g perhari selama fase intensif dapat mempercepat konversi dahak BTA positif secara bermakna dibandingkan dengan kombinasi ekstrak (1:1) dosis 0,5 g perhari dan plasebo. Untuk itu perlu dilakukan penelitian guna mengetahui khasiat dan keamanan kombinasi ekstrak tersebuts selama pengobatan TB yang meliputi fase intensif dan lanjutan.
Penelitian dilakukan dengan pengelompokan subjek secara acak, pengamatan tersamar ganda dan placebo controlled. Kriteria inklusi pada penelitian ini yaitu penderita TB paru kategori I kasus baru BTA positif, laki-laki atau perempuan herusia 18-55 tahun, tidak menderita penvakit lain, dan bersedia ikut serta dalam penelitian. Penderita yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 92 orang dibagi menjadi tiga kelompok dan sernuanya mendapat obat antituberkulosis (OAT). Kelompok I diberi tambahan kombinasi ekstrak (1:1) dosis 1 g perhari, kelompok II diberi kombinasi ekstrak (1:1) dosis 0,5 g perhari dan kelompok III diberi plasebo. Parameter yang diamati yaitu berat badan, keadaan umum, gejala klinis, kadar hemoglobin (Rb), jumlah leukosit dan trombosit, laju endap darah (LED), apus dahak BTA, SGOT, SGPT. kadar gula darah dan kreatinin, Prothrombin Time (PT). serta Activated Partial Thromboplastin Time (APTT). Pengamatan dilakukan setiap dua minggu selama fase intensif (dua bulan pertama) dan setiap bulan selama fase lanjutan (minimal empat bulan).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa konversi dahak BTA pada kelompok yang diberi tambahan kombinasi ekstrak (11) dosis 1 g dan 0,5 g perhari sebagai obat penunjang sejak minggu ke-2 lebih cepat dibandingkan dengan kelompok plasebo walaupun secara statistik tidak bermakna. Perbedaan yang bermakna terjadi pada minggu ke-8 (masing-masing dengan p<0,01). Secara klinis, berat badan dan gejala antara kelompok yang diberi kombinasi ekstrak (:1) dosis 1 g dan 0,5 g perhari serta plasebo mengalami perbaikan sejak minggu ke-2 tetapi tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna (p>0,05). Keadaan umum penderita berdasarkan skor Karnofsky menunjukkan perbaikan yang lebih besar pada kelompok yang diberi kombinasi ekstrak (1:1) dosis g dan 0,5 g perhari dibandingkan dengan kelompok plasebo pada minggu ke-2 hingga minggu ke-8 (p<0,05). Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan bahwa beberapa parameter pemeriksaan pada semua kelompok pada akhir setiap fase pengobatan berada pada batas normal kecuali LED yang sedikit masih di atas normal pada kelompok dosis 0,5 g perhari dan plasebo. Pemberian kombinasi ekstrak tidak mempengaruhi secara bermakna parameter pemeriksaan laboratorium, fungsi hati, fungsi ginjal dan waktu pembekuan darah. Angka kejadian yang tidak diinginkan selama pengobatan yang paling banyak pada setiap kelompok berupa gatal/beruntusan di kulit yaitu sebanyak sembilan orang pada kelompok yang diheri kombinasi ekstrak dosis 1 g perhari, tujuh orang pada kelompok yang diberi kombinasi ekstrak dosis 0,5 g perhari, dan delapan orang pada kelompok plasebo. Angka kejadian yang tidak diinginkan pada kelompok yang diberi kombinasi ekstrak rimpang jahe merah dan buah mengkudu tidak berbeda secara bermakna dibandingkan dengan kelompok plasebo.
Kata kunci: uji klinis, penderita tuberkulosis paru, konversi dahak, ekstrak rimpang jahe rnerah, ekstrak buah mengkudu.
No copy data
No other version available