Text
Seri Farmasi Industri-1: Pengembangan Sediaan Farmasi
ISI
Bab 1 Preformulasi obat 8
1.1 Sifat fisikokimia 9
1.2 Sifat fisika obat padat 10
1.3 Polimorfisme 10
1.4 Solvat 11
1.5 Produksi partikel halus dan karakteristik 11
1.6 Stabilitas kimia 12
1.7 Penguratan kimia dalam larutan air 12
1.8 Hidrolisis 12
1.9 Oksidasi 13
1.10 Fotolisis 13
1.11 Penguraian kimia dalam keadaan padat 13
1.12 Penapisan interaksi obat-eksipien untuk formulasi 17
1.13 Interpretasi 17
Bab 2 Rancangan bentuk sediaan 20
2.1 Pendekatan fisikokimia 20
2.2 Pendekatan formulasi 22
2.3 Pendekatan prodrug 23
2.4 Pendekatan melalui alat 23
2.5 Rute pemberian obat alternatif 24
2.6 Bentuk sediaan nonparenteral 24
2.7 Bentuk sediaan parenteral 27
Bab 3 eksipien farmasetik 30
3.1 Lipid 30
3.2 Surfaktan 33
3.3 Polimer untuk kedokteran dan farmasi 42
3.4 Sifat polimer 43
3.5 Aplikasi umum polimer dalam formulasi 44
3.6 Harmonisasi kompedia 44
Bab 4 Teknologi penutup rasa sediaan oral 48
4.1 Pemanis alam 49
4.2 Peningkat dan potensial flavor 49
4.3 Beberapa pendekatan penutupan rasa 55
Bab 5 Bahan pewarna sediaan farmasi 59
5.1 Kebutuhan pewarnaan di farmasi 59
5.2 Aspek peraturan perundang-undangan 59
5.3 Sifat pewarnaan beberapa sediaan farmasi 62
5.4 Sifat dan aplikasi pewarna 65
5.5 Penggunaan zat warna di Indonesia 67
Bab 6 Pengawetan produk farmasi 69
6.1 Faktor yang mempengaruhi kerusakan sediaan farmasi oleh mikroba 69
6.2 Pengawet kimia dalam sediaan farmasi 72
6.3 Pengembangan sistem pengawet 74
6.4 Pengaruh temperatur 75
6.5 Eksponen konsentrasi 76
6.6 Kecepatan kerja 76
6.7 Stabilitas dan volatilas 77
6.8 Toksisitas 77
6.9 Warna, bau, rasa, dan biaya 77
6.10 Cara kerja pengawet 77
6.11 Ketersediaan pengawet dalam sistem farmasetik 78
6.12 Kelarutan 79
6.13 Solubilisasi 79
6.14 Pengawetan emulsi 80
6.15 Adsorpsi oleh padatan 80
6.16 Interaksi dengan komponen formulasi lain 81
6.17 Interaksi dengan kemasan dan menutup kemasan 82
6.18 Pemilihan pengawet 83
Bab 7 Formulasi sediaan likuid oral 84
7.1 Pendahuluan 84
7.2 Sediaan larutan oral 85
7.3 Desain dna formulasi 86
7.4 Kelarutan (solubilitas) 86
7.5 Teknik solubilisasi 92
7.6 Stabilitas 95
7.7 Bahan tambahan formulasi 96
7.8 Manufaktur 98
7.9 Solubilisasi dengan kosolven 101
7.10 Efek biologi dari kosolven 101
7.11 Efek kosolven pada stabilitas fisika dan kimia obat 102
7.12 Sistem larutan 105
7.13 Sistem dispersi 108
7.14 Suspensi farmasetik oral 119
7.15 Emulsi farmasetik oral 119
7.16 pembentukan emulsi 121
7.17 Interaksi komponen 121
7.18 Diagram fasa 122
7.19 Tipe emulsi dan karakteristik 123
7.20 Pertimbangan dalam memformulasi sediaan likuida 130
Bab 8 Sediaan parenteral volume besar (LVP) 140
8.1 Larutan LVP untuk penyuntikan i.v. 140
8.2 Sterilitas 141
8.3 Nonpirogenik 141
8.4 Partikel partikulat 141
8.5 Kemasan 142
8.6 Persyaratan volume 142
8.7 Kelebihan pengisian 142
8.8 Tonisitas 143
8.9 Sistem pengemasan 143
8.10 Penggunaan klinik LVP 143
8.11 Larutan volume besar tidak diberikan secara i.v. 146
Bab 9 Sediaan Parenteral volume kecil (SVP) 149
9.1 Penggunaan utama SVP 149
9.2 Formulasi 150
9.3 Masalah besar dari suspensi SVP 153
9.4 Komponen formulasi 154
9.5 Karakteristik dasar SVP 157
9.6 Panduan dalam memformulasi sediaan injeksi 165
Bab 10 Sediaan semisolida 171
10.1 Sistem hidrokarbon 171
10.2 Sistem emulsi 174
10.3 Emulsi air dalam minyak 179
10.4 Mikroemulsi 180
10.5 Sistem larut air 182
10.6 Gel
10.7 Panduan dalam memformulasi sediaan semisolida 184
Bab 11 Sediaan tablet 192
11.1 Preformulasi 193
11.2 Solubilitas dan permeabilitas bahan aktif (berkhasiat) 196
11.3 Penelitian kompatibilitas obat-eksipien 197
11.4 Evaluasi smapel uji 197
11.5 Eksipien formulasi tablet 197
11.6 Eksipien untuk kempa/cetak langsung 198
11.7 Pengisi, pengikat, dan desintegran untuk kempa langsung 199
11.8 Eksipien untuk granulasi basah 206
11.9 Eksipien untuk granulasi kering 211
11.10 Desain formulasi 211
11.11 Tahap pengembangan produk 211
11.12 Biofarmasetika 215
11.13 Efek proses manufaktur dna formulasi 216
11.14 Komunisi 217
11.15 Faktor yang mempengaruhi komunisi 218
11.16 Pencampuran (mixing) 219
11.17 Pencampuran padat 220
11.18 Mekanisme mixing dan demixing 222
11.19 Granulasi 222
11.20 Teknologi granulasi basah 232
11.21 Panduan dalam memformulasi sediaan padat kempa 236
Bab 12 Sediaan pelet 261
12.1 Formulasi 261
12.2 Pelapisan 262
12.3 Ekstrusi 266
12.4 Sferonisasi 269
Bab 13 Sediaan tablet kunyah dan lozenges 273
13.1 Aplikasi 273
13.2 Pertimbangan formulasi 274
13.3 Flavoring 278
13.4 Chewability 278
13.5 Pewarnaan 278
13.6 Kekerasan dan kerapuhan 279
13.7 Eksipien 279
13.8 Evaluasi 281
13.9 Lozenges 282
Bab 14 Pengujian sediaan tablet 286
14.1 Kontrol berat 286
14.2 assay 287
14.3 Keseragaman kandungan 288
14.4 Diameter 288
14.5 Disinetegrasi 289
14.6 Sifat-sifat nonkompedial 290
14.7 Panduan pengujian tablet 294
Bab 15 Sediaan serbuk dna tablet efervesen 303
15.1 Serbuk sebagai bentuk sediaan 303
15.2 Efervesen farmasetik 304
15.3 Formulasi 309
15.4 Stabilitas 312
15.5 Proses 313
15.6 Kemasan 315
Bab 16 Kapsul gelatin keras 316
16.1 Bahan baku 316
16.2 Standar kapsul kosong 317
16.3 Pengisisan serbuk 319
16.4 Pengisian padatan kering 319
16.5 Kandungan multipel (partikel, pelet) 319
16.6 Pengisian cairan 319
16.7 Pelepasan obat 319
16.8 Panduan dalam memformulasi sediaan padat nonkempa 320
Bab 17 Kapsul gelatin lunak (soft gelatin) 330
17.1 Strategi formulasi 330
17.2 Penentuan ukuran 332
17.3 Manufaktur 334
17.4 Validasi 334
17.5 Formulasi 335
Bab 18 Sediaan supositoria dan ovula 337
18.1 Pembuatan supositoria dan ovula 337
18.2 Basis supositoria dan ovula 337
18.3 Pemilihan basis supositoria dna ovula 343
18.4 Formulasi supositoria 344
18.5 Supositoria untuk efek sistemik 344
18.6 Supositoria untuk efek lokal 345
18.7 Pelincir cetakan 346
18.8 Manufaktur supositoria 348
18.9 Pengujian supositoria 350
Bab 19 Sediaan erosol 353
19.1 Erosol farmasetik 353
19.2 Komponen erosol 355
19.3 Seleksi komponen 367
19.4 Manufaktur erosol farmasi 368
19.5 Prosedur manufaktur erosol 370
19.6 Kontrol kualitas erosol farmasi 370
19.7 Pengujian erosol farmasi 373
Bab 20 Pengujian disolusi 376
20.1 Kondisi sinki 376
20.2 Faktor yang mempengaruhi pengujian disolusi 377
20.3 Panduan uji disolusi sediaan oral padat 381
Bab 21 Pengembangan formulasi obat produk bioteknologi 385
21.1 Pengembangan formulasi 400
21.2 sistem pengantaran obat 409
Bab 22 Biofarmasetika 416
22.1 Ketersediaan hayati 417
22.2 Faktor kritik dalam merancang sediaan farmasi 428
22.3 Panduan untuk industri dalam melakukan pengujian BA/BE 429
No copy data
No other version available