Text
Aktivitas Antibakteri Kefir Terhadap Staphylococcus aureus, Escherichia coli dan Bacillus cereus Dengan Metode Difusi Agar
Telah dilakukan pengujian aktivitas antibakteri kefir dengan berbagai variasi konsentrasi bibit kefir mulai dari 5%, 10%, 15%, 20% hingga 25% (b/v) terhadap bakteri Staphylococcus aureus, Escherichia coli dan Bacillus cereus dengan metode difusi agar. Fermentasi kefir dilakukan secara aerob dan anaerob selama 18 jam pada suhu kamar. Untuk mengetahui efektifitas antibakteri kefir, dilakukan uji banding dengan menggunakan antibiotik tetrasiklin. Nilai banding yang diperoleh antara tetrasiklin dan kefir yang difermentasi secara aerob dan anaerob terhadap Staphylococcus aureus, Escherichia coli dan Bacillus cereus, secara berurutan adalah 1 : 65,89; 1 : 15,01; 1 : 29,26 dan 1 : 126 x 1011; 1 : 198 x 106; 1 : 66158,51. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa kefir memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus, Escherichia coli dan Bacillus cereus. Dan bakteri yang memiliki sensitifitas tertinggi terhadap kefir adalah Bacillus cereus. Konsentrasi bibit kefir terendah (5%) yang difermentasi secara anaerob dapat menghasilkan efek antibakteri sedangkan yang difermentasi secara aerob tidak menghasilkan efek antibakteri. Aktivitas terbesar dihasilkan oleh kefir yang difermentasikan secara anaerob dengan konsentrasi bibit kefir 25%.
No copy data
No other version available