Text
Aktivitas Hepatoprotektif Ekstrak Etil Asetat Asam dan Etil Asetat Basa Rimpang Temu Putih (Curcuma zedoaria (Berg) Roscoe) pada Tikus Putih Betina yang diinduksi Karbontetraklorida.
Telah dilakukan penelitian aktivitas hepatoprotektif ekstrak etil asetat asam dan etil asetat basa rimpang temu putih (Curcuma zedoaria (Berg.) Roscoe) pada tikus putih betina menggunakan model hepatotoksin karbontetraklorida. Penelitian ini menggunakan metode enzimatik dan pengamatan mikroskopik dan makroskopik, organ dan sel hati tikus. Tikus dikelompokan menjadi 9 kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari empat ekor tikus. Kelompok I, sebagai kontrol normal tidak diberi perlakuan, kelompok II, sebagai kontrol positif diberi suspensi tween 80 (0,5% v/v), kelompok III, sebagai kontrol negatif diberi suspensi parafin liquidum, kelompok IV-VI, berturut-turut diberi suspensi ekstrak etil asetat asam rimpang temu putih dalam tween 80 (0,5% v/v), dosis 5 mg/Kg BB, 10 mg/Kg Bb, 20 mg/Kg BB, kelompok VII-IX, berturut-turut diberi suspensi ekstrak etil asetat basa rimpang temu putih dalam tween 80 (0,05% v/v), dosis 5 mg/Kg BB, 10 mg/Kg BB, 20 mg/Kg BB. Perlakuan dijalankan secara peroral (p.o) selama 7 hari. Pada hari ke-8 semua kelompok tikus diinduksi karbontetraklorida dosis toksik, kecuali kelompok kontrol normal. Pada hari ke-9, dilakukan pengukuran kadar SGPT-SGOT pada semua kelompok tikus. Pada hari ke-10 dilakukan analisa makroskopik organ hati dan mikroskopik sel hati tikus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etil asetat asam dan etil asetat basa mampu memproteksi hati dari induksi karbontetraklorida. Dosis optimum kedua ekstrak adalah 20 mg/Kg BB dan ekstrak etil asetat basa adalah ekstrak yang lebih baik, dengan persentase aktivitas adalah 76,65%-82,76% dan perbaikan struktur organ dan sel hati secara signifikan.
No copy data
No other version available