Text
"PEMODELAN FARMAKOFOR, PENAPISAN MAYA, DAN PENAMBATAN MOLEKUL SENYAWA TUMBUHAN BENALU (LORANTHACEAE DAN VISCACEAE) UNTUK PENEMUAN ANTIKANKER MULUT"
Terapi tertarget untuk kanker mulut/ karsinoma skuamos sel rongga mulut (KSSRM)
dengan cetuximab, mAb anti-EGFR masih menunjukkan adanya kegagalan lokal
atau sistemik yang dikaitkan dengan aktivitas sinyal ErbB2. Suatu desain dirancang
untuk menemukan penghambat tirosin kinase kanker mulut dengan menitikberatkan
pada dua hal yaitu mentarget EGFR dan ErbB2 secara serempak, serta
memanfaatkan konformasi kinase inaktif untuk mendapatkan penghambat kinase
baru yang lebih selektif dan spesifik, juga kesesuaian terhadap KSSRM dan memiliki
waktu menetap obat lama sehingga mencapai efikasi yang baik. Metoda yang
digunakan adalah penapisan maya atau in silico terhadap senyawa aktif famili
Loranthaceae dan Viscaceae berdasarkan fitur farmakofor dan simulasi penambatan
molekul dengan memanfaatkan lapatinib, inhibitor tirosin kinase dual target EGFRErbB2 yang disetujui FDA untuk pengobatan kanker payudara, sebagai kontrol
positif.
Pada penambatan ulang lapatinib didapatkan berturut-turut terhadap EGFR/ErbB2
nilai ∆G -11 kkal/mol/-10,8 kkal/mol dan nilai ligand efficiency (LE) -0,27/-0,27.
Hasil penapisan senyawa aktif dihitung nilainya dan didapatkan lima hit dengan nilai
∆G dan/atau LE terbaik, yaitu kuersetin, kuersitrin, dodonein, ombuin, dan ikarisida
B. Hit dengan LE tertinggi (-0,49/0,45) yaitu ikarisida B, suatu (2R)-5-fluoro-2-(2-
tienil)-1,2-dihidrokuinazolin-4-amina, menunjukkan rintangan sterik (∆G-8,3
kkal/mol/-7,6 kkal/mol) sehingga dimodifikasi, menghasilkan fitur farmakofor yang
bertambah namun nilai ∆G dan LE menurun. Sedangkan kuersetin menunjukkan
nilai ∆G lebih baik, -9,0 kkal/mol/-9,2 kkal/mol dan LE pada ambang batas minimal
-0,40/-0,41.
Dapat disimpulkan bahwa inhibitor dual target EGFR/ErbB2 dan konformasi kinase
inaktif dapat mengatasi resistensi KSSRM terhadap terapi target EGFR. Lapatinib
menunjukkan afinitas pengikatan yang baik terhadap EGFR/ErbB2 namun nilai
efisiensinya rendah yang merujuk pada rendahnya efektifitas. Kuersetin sebagai dual
inhibitor EGFR/ErbB2 terbaik hasil penapisan, berasal dari famili Loranthaceae,
benalu yang banyak tumbuh di Indonesia. Senyawa flavonol ini memiliki nilai
afinitas pengikatan (∆G) lebih rendah dari kontrol positif namun nilai LE lebih baik.
Model fitur farmakofor kuersetin berupa satu interaksi hidrofobik dan dua akseptor
ikatan hidrogen pada EGFR kinase inaktif dan satu interaksi hidrofobik, tiga akseptor
ikatan hidrogen, satu donor ikatan hidrogen pada ErbB2 kinase inaktif.
i
No copy data
No other version available