Text
Perilaku Kewirausahaan Kelompok Etnik Melayu, Minang dan Cina Keturunan Dalam Pengembangan Usaha
Abstrak :
Realitas sosial menggambarkan bahwa terdapat ketimpangan kepemilikan dan partisipasi dalam kegiatan ekonomi produktif antar kelompok etnik. Hal ini menimbulkan kecemburuan sosial bagi kelompok etnik tertentu yang dapat menimbulkan konflik laten. Penelitian ini berupaya untuk memahami fenomena perilaku kewirausahaan kelompok etnik Melayu, Minang dan Cina keturunan serta sejauhmana berpengaruh terhadap pengembangan usaha. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif analitik, yang berusaha mendeskripsikan dan memberikan penjelasan tentang fenomena pengaruh perilaku kewirausahaan kelompok etnik Melayu, Minang dan Cina Keturunan terhadap pengembangan usaha. Teknik penelitian yaitu dengan mewawancarai informan kunci secara mendalam. Informan kunci dalam hal ini adalah kelompok etnik Melayu, Minang dan Cina Keturunan yang berprofesi sebagai wirausahawan, serta beberapa informan lain, yang terkait dengan objek penelitian. Selanjutnya penelitian bersifat holistik, yang bersifat weltanschaung yang membuat hubungan jalinan sebab akibat. Kelompok etnik Melayu dan Minang sama-sama muslim, namun mempunyai orientasi pekerjaan yang berbeda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa orientasi nilai budaya sebagian besar kelompok etnik Melayu memandang bahwa budaya kerja masih terpaku pada pola-pola lama, yaitu ingin menjadi "pegawai negeri" dianggap sebagai suatu pekerjaan yang terhormat dan menjanjikan masa depan yang cerah, sehingga kurang berminat menjadi wirausahawan. Mentalitas etnik Melayu menjadi "pekerja", bukan sebagai pelaku ekonomi produktif. Namun demikian ada sebagian kelompok etnik Melayu yang menjadi wirausahawan, dan sebagian besar bergerak di sektor ekonomi mikro pada skala kecil dan menengah. Kelompok etnik Minang, sebagian besar bergerak dalam perdagangan, di sektor mikro yaitu pada skala kecil dan menengah. Keberadaan kedua kelompok etnik itu kalah bersaing dengan kelompok Cina Keturunan.Kelompok Cina Keturunan sebagian besar bergerak dalam perdagangan, dan mendominasi ekonomi Kota Pontianak. Status migran dan minoritas bagi suatu kelompok etnik membuat mereka berusaha keras untuk memperbaiki nasib. Pembentukan naluri bisnis itu berasal dari lingkungan keluarga dan semangat kewirausahaan yang mendukungnya. Tradisi kewirausahaan diteruskan kepada generasi berikutnya yang senantiasa mengalami perkembangan.
The social reality show that there has been some discrepancy of ownership and participation in inter-ethnic group's productive economic activities. Such a condition has given rise to social jealouies among certain ethnics that may generate a latent conflict. This research tries to understand the entrepreneurship attitudinal phenomenon of Malay, Minang and Chenese Decendant ethnic group and how far such attitudes affect the development of their bussiness activities. This research using an analitical descriptive method tries to describe and provide axplanation regarding the influential phenomenon of entrepreneurship attitudes of Malay, Minang and Chenese Decendant ethnic group on their bussiness activities development. The technique applied to this research is by conducting in-depth interviews of key informants. The key informants in this regard are those of Malay, Minang and Chenese Decendant ethnic group whose addition, this research has a holistically way-of-life nature that produces cause and effect relationship. The Malay and Minang ethnic group are Moslems although they have different work orientation. The result of research show that the cultural orientation of most Malayu ethnics' work cultures are still deep rooted to the old patterns where becoming a government civil servant is considered profession that promises a better and "bright" future that makes them have low interest in becoming entrepreneurs. It has been the mentality of Malay's ethnic only to become "entrepreneurs who mostly deal in small and medium micro economic sector. The Minang ethnic group mostly deal in trades namely the small and medium micro-economic sector. The two ethnic groups however are completely beaten by the Chenese Decendant in their competition. The Chenese Decendant mostly deal in business and trade activities where they fully dominate the economy of Pontianak. The migrant and minority status of an ethnict has made them put every effort possible to improve their lives or destiny. The formation of entrepreneurship skill is desrived from or inherent in their family in addition to their entrepreneurship spirit. The entreprenuership tradition handed down to the next generation always gets through some innovations.
Suteki-Tech.Com | Email Us | ©2004-Present Suteki Global Informatika
No copy data
No other version available