Text
Inovasi dan Difusi-Geografis Leksikal Bahasa Melayu dan Bahasa Sunda di Perbatasan Bogor-Bekasi: Kajian Geolinguistik
Abstrak :
This dissertation is entitled "The Lexical Innovation and Its Geographic Diffusion of Malay and Sundanese on the Border of Bogor-Bekasi: A Geolinguistics Study. The research method used ini this dissertation is descriptive method. The method and technique of data gathering used is observation method, interview technique, and recording technique respectively. The method and technique of data analysis used is referential method and equalizing technique respectively. This research is carried out in 35 research areas (9 research areas are Malay areas and 26 research areas are Sundanese areas) located on the border of Bogor-Bekasi. This research employs one informant for one research area. The researh instrument used is questionnairies that containt lexicons numbering to 410. The result of this research shows that internal and external innovation are found in Malay and Sundanese on the border of Bogor-Bekasi. Both innovations form a geographic diffusion. The innovative variant as a result of internal innovation of the local Malay numbers to 61, 10 variants of pull lexical innovations, 46 variants of phonetic inno-vations, and 5 variants of meaning innovations. The innovative variant as a result of external innovation of the local Malay numbers to 92, 47 variants as Indonesian borrowing lexicons and 45 variants as the local Sundanese borrowing lexicons. The innovative variant as a result of internal innovation of thelocal Sundane-se numbers to 66, 14 variants of pull lexical innovations, 41 variants of phonetic innovations, and 11 variants of meaning innovation. The inovative variant as a result of external innovation of the local Sundanese numbers to 45, 17 variants as Indonesian borrowing lexicons and 28 variants as the local Malay borrowing lexi-cons. The innovative variants of internal innovation of the local Malay that experi-ence lexical diffusion and form geographic diffusion are (1) variants show the loss of first syllable of C+ ? and (2) variants show the addition of h in final position. The innovative variants of external innovation of the local Malay that forms geographic diffusion are (1) variants show the addition of h in initial and intervocalic position and (2) variants show the substution of ? with a in interconsonanantal of final posi-tion, both innovative variants are Indonesian borrowing lexicons. The innovative variant of internal innovation of the local Sndanese that experiences lexical diffusion and forms geographic diffusion is variant shows the loss of h in initial and initial of second syllable position. Two of the former of geographic diffusions show direction from north to east and three of the latter show direction from west to east.
Disertasi ini berjudul "Inovasi dan Difusi-Geografis Leksikal Bahasa Melayu dan Bahasa Sunda di Perbatasan Bogor-Bekasi: Kajian Geolinguistik". Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Metode dan teknik pengumpul-an data yang digunakan adalah metode simak serta teknik cakap dan teknik rekam. Metode dan teknik analisis yang digunakan masing-masing adalah metode padan dan teknik hubung banding. Penelitian dilakukan pada 35 titik pengamatan di perbatasan Bogor-Bekasi, yaitu 9 titik pengamatan berbahasa Melayu dan 26 titik pengamatan berbahasaSunda. Sampel informan setiap titik pengamatan berjumlah satu orang. Instrumen penelitian yang digunakan untuk berwawancara berupa daftar pertanyaan yang memuat 410 butir pertanyaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi inovasi internal dan inovasi ek-sternal, baik dalam bahasa Melayu maupun bahasa Sunda di perbatasan Bogor-Beka-si. Kedua inovasi tersebut menyebar secara tidak merata di titik pengamatan yang di-amati. Inovasi internal bahasa Melayu setempat menampilkan 61 varian, yaitu 10 varian inovasi leksikal penuh, 46 varian inovasi fonetis, dan 5 varian inovasi makna. Inovasi eksternal bahasa Melayu setempat menampilkan 92 varian, yaitu 47 varian berupa unsur serapan dari bahasa Indonesia dan 45 varian berupa kata serapan dari bahasa Sunda setempat. Inovasi internal bahasa Sunda setempat menampilkan 66 varian, yaitu 14 varian inovasi leksikal penuh, 41 varian inovasi fonetis, dan 11varian inovasi makna. Inovasi eksternal bahasa Sunda setempat menampilkan 45 varian, yaitu 17 varian berupa kata serapan dari bahasa Indonesia dan 28 varian berupa kata serapan dari bahasa Melayu setempat. Varian inovatif akibat inovasi internal bahasa Melayu yang mengalami difusi leksikal dan berlanjut pada difusi geografis adalah (1) varian yang memperlihatkan penghilangan silabe pertama K+? dan (2) ) varian yang memperlihatkan penambah-an konsonan h pada akhir kata. Varian inovatif akibat inovasi eksternal bahasa Melayu yang mengalami difusi leksikal dan berlanjut pada difusi geografis adalah (1) varian yang memperlihatkan penambahan konsonan h pada awal kata dan antar-vokal dan (2) varian yang memperlihatkan penggantian vokal ? dengan vokal a pada silabe akhir antarkonsonan, yang keduanya merupakan unsur serapan dari bahasa Indonesia.Varian inovatif akibat inovasi internal bahasa Sunda yang mengalami difusi leksikal dan berlanjut pada difusi geografis adalah varian yang memperlihat-kan penghilangan konsonan h pada awal kata dan awal silabe kedua. Arah dua difusi geografis pertama dari utara ke timur dan arah tiga difusi geografis terakhir dari barat ke timur.
No copy data
No other version available