Text
Komunikasi Antarumat Berbeda Agama
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan mengungkapkan berbagai sikap sosial dalam suatu interaksi kehidupan antarumat berbeda agama ditinjau dari perspektif ilmu komunikasi, khususnya komunikasi antarbudaya sebagai upaya untuk melihat gambaran yang menyeluruh tentang kerukunan hidup antarumat berbeda agama, dengan memfokuskan diri pada sikap sosial individu maupun kelompok keagamaan, serta berupaya mengungkapkan faktor-faktor yang melatarbelakangi setiap tindakan sosial dalam komunikasi antarumat berbeda agama.Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan kualitatif pada desa-desa yang memiliki keragaman beragama di Kecamatan Cigugur. Secara formal dimulai sejak Maret 2002 sampai dengan Desember 2003. Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui pengamatan langsung dan wawancara tidak berstruktur dengan informan yang ditentukan secara purposif. Sedangkan data sekunder diperoleh melalui studi kepustakaan dan dokumen serta arsip dari pemerintah setempat. Analisis data dilakukan dengan mereduksi semua catatan lapangan, menyajikan data dalam bentuk deskripsi sesuai dengan keadaan di lapangan, dan menarik kesimpulan. Dengan demikian analisis data bersifat menyeluruh. Pola analisis ini berlangsung terus-menerus selama penelitian di lapangan berlangsung.Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap individu maupun kelompok dalam komunikasi antarumat berbeda agama menunjukkan adanya sikap saling menghormati antarpemeluk agama yang berbeda. Namun demikian sikap kehati-hatian di antara kelompok keagamaan tetap berkembang. Kecemasan akan adanya penguasaan satu kelompok keagamaan terhadap kelompok keagamaan lainnya dalam kehidupan sosial kemasyarakatan (terutama kelompok Islam dengan kelompok Katolik) menyebabkan timbulnya prasangka sosial antarkelompok keagamaan. Prasangka sosial antarumat berbeda agama terjadi karena kurangnya informasi individu ataupun kelompok dalam memahami berbagai peristiwa keagamaan. Persaingan antarkelompok keagamaan tidak menimbulkan adanya konflik secara terbuka. Persaingan antarkelompok keagamaan merupakan suatu kekuatan yang memaksa mereka untuk lebih meningkatkan kualitas kehidupan beragama dari masing-masing kelompok. Pendalaman atas nilai-nilai budaya lokal melalui pemahaman nilai-nilai keagamaan sesuai dengan agama dan keyakinan anggota masyarakatnya mampu mengikat perbedaan antarkelompok keagamaan sehingga dapat mewujudkan kerukunan hidup antarumat berbeda agama.
The research objective is to reveal some social attitudes in the relationship of people with different religions, studied from communication science perspective especially intercultural communication, as an effort to get a throuh view about harmonious relationship among them by focusing into individual social attitude and believer groups while trying to find out background factors of any social attitudes among those people.The research was conducted using qualitative approach to villages with people of various religions at Cigugur District. It was formally started from March 2002 up to December 2003. The collected data consists of primary and secondary ones. The primary data was obtained from direct observation and unstructured interview with informant that has been determined purposively, while the secondary one was compiled through the study of literatures, documents and archives from the local government. Data analysis was conducted by reduction all of in-site records, serving the data descriptively in accordance with the real situation and finally got the conclusion. Therefore we got the wholly data analyses the pattern of which was keep continuing during the research.The result shows that people with different religion respect each other that clearly revealed either in the individual or in the group social attitudes. Anyhow cautious manner growths among them whether others will occupy ones religion in their communal social life (particularly between Islamic and Catholic groups), resulted in social suspicion among the various religious groups.The social suspicion emerges as they lack of information concerning the understanding of many kinds of religious events. The competition among them doesn't create open conflict; it is even a power forcing them to improve the quality of religious life of the group respectively. The profound knowledge of local culture, through the understanding of religious values in accordance with their respective religion, was able to tie differences among group of various religions to achieve harmonious relationship within them.
Suteki-Tech.Com | Email Us | ©2004-Present Suteki Global Informatika
No copy data
No other version available