Text
Model Estimasi Kurs valuta Asing dalam Keseimbangan Ekonomi Makro (Kasus Indonesia Sesudah Krisis Keuangan)
Abstrak : Fluktuasi kurs valuta asing yang sangat tajam di Indonesia pasca krisis keuangan bulan Juli 1997, telah berpengaruh terhadap kondisi ekonomi makro. Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan antara kurs valuta asing dengan berbagai variabel ekonomi makro di Indonesia, sehingga dapat diperoleh suatu estimasi kurs valuta asing dalam keseimbangan ekonomi makro.Model yang digunakan dalam penelitian ini merupakan model persamaan simultan, terdiri dari 7 macam persamaan struktural dan 14 variabel, yang diturunkan dari model persamaan keseimbangan pasar barang, pasar uang, dan pasar valuta asing. Pengujian dilakukan melalui pendekatan ekonometrik dengan menggunakan data sekunder untuk periode September 1997 sampai dengan Desember 2002 yang diperoleh dari berbagai sumber resmi. Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa persamaan struktural Kurs Valuta Asing dipengaruhi oleh 8 macam variabel, yaitu Pendapatan Domestik, Investasi, Permintaan Uang, Konsumsi Pemerintah, Risiko Negara, Harga Domestik, Tingkat Bunga Domestik, dan Tingkat Bunga Asing. Kesimpulan penelitian ini adalah, dalam pengaruh keseimbangan ekonomi makro, Pendapatan Domestik dan Tingkat Bunga Domestik, signifikan mendorong apresiasi rupiah pada derajat kepercayaan 1% dan 5%, sesuai dengan teori. Sebaliknya Investasi dan Konsumsi Pemerintah signifikan mendorong depresiasi rupiah pada derajat kepercayaan 1%, yang berarti tidak sejalan dengan teori. Sedangkan 4 variabel lainnya, tidak signifikan mempengaruhi kurs valuta asing pada derajat kepercayaan 10%. Temuan ini menunjukkan bahwa kebijakan Investasi di Indonesia selama ini belum mencapai sasaran yang diinginkan, sehingga perlu diteliti lebih lanjut strategi investasi yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi. Di samping itu kebijakan subsidi BBM yang terkandung dalam Konsumsi Pemerintah juga belum mencapai sasaran yang dituju, dan perlu diteliti kembali kebijakan subsidi yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi.Secara umum terbukti bahwa akibat pengaruh keseimbangan ekonomi makro, beberapa variabel ekonomi dan non ekonomi yang secara teori berpengaruh terhadap kurs valuta asing ternyata secara empiris pengaruhnya tidak signifikan di Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan ekonomi makro secara terpadu, akan lebih efektif daripada kebijakan secara parsial terhadap beberapa faktor ekonomi.
An erratic and steep foreign exchange rate fluctuation in Indonesia following the financial crisis in July 1997, has affected the macroeconomics condition. Based on this phenomenon, this research analyzes the correlations between foreign exchange rate and macroeconomics variables in Indonesia, in pursuant to estimate the proper exchange rate in the macroeconomics equilibrium. The model used in this research is of simultaneously equation, comprising 7 structural equations and 14 variables, derived from the equations of equilibrium models of commodity market, money market, and foreign exchange market. The models are tested in econometrics approach, utilizing the secondary data from the period of September 1997 until December 2002, obtained from various official resources. The result shows that the structural equation of Foreign Exchange Rate is influenced by 8 variables, i.e. Domestic Income, Investment, Money Demand, Government Expenditure, Country Risk, Domestic Price, Domestic Interest, and Foreign Interest.The research concludes that due to the impact of macroeconomics equilibrium, Domestic Income and Domestic Interest significantly appreciates the rupiah in the level of significance of 1% and 5%, conforming to the theory. On the other hand, Investment and Government Expenditure significantly depreciates the rupiah in the level of significance of 1%, thus contradicts to the theory. Whereas the other 4 variables do not significantly influenced foreign exchange rate in the level of significance of 10%.These findings shows that the investment policy in Indonesia has not achieved the targeted goal and still requires more research in investment strategy to support the economics growth. Besides, the policy to subsidize domestic oil consumption which is part of the Government Expenditure has not achieved the targeted objective, hence the regulation of subsidizing domestic oil consumption need to be reviewed if domestic economics growth is expected.It is generally proven that under the impact of macroeconomics equilibrium, several economy and non economy variables which in theory should have been influencing the foreign exchange rate, are empirically not significant in Indonesia. It shows that an integrated macroeconomics policy will be more effective than partial approach to those economy factors.
Suteki-Tech.Com | Email Us | ©2004-Present Suteki Global Informatika
No copy data
No other version available