Text
Silus Hidup dan Kualitas Kokon Bombyx mori L. Yang Diberi pakan Tiga Species Murbei (morus spp.)
Abstrak :
Penelitian bertujuan untuk melihat siklus hidup dan kualitas kokon ulat sutera yang diberi tiga species murbei (Morus spp.) dengan berat dan frekuensi yang berbeda. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium secara eksperimental dengan metode makan (feeding method), mulai Oktober 2002 sampai dengan Juli 2003. Telur diperoleh dari Pusat Pembibitan Ulat Sutera Candiroto Temanggung Jawa Tengah. Penelitian dilaksanakan dalam pola faktorial dengan Rancangan Acak Kelompok. Faktor pertama pada penelitian pertama dan kedua adalah species murbei yaitu M. cathayana, M. canva Khumpai dan spesies murbei yang divariasikan (M. cathayana, M. canva dan Khumpai). Pemberian berat pakan kepada ulat instar 4 dan 5 pada penelitian pendahuluan adalah 2.5 g dan 19 g, 3 g dan 21 g, 3.5 g dan 23 g, 4 g dan 25 g, 4.5 g dan 27 g dan 5 g dan 29 g dan pada penelitian akhir, sebanyak 3 g dan 21 g, 3.5 g dan 23 g, 4 g dan 25 g dan 4.5 g dan 27 g. Faktor ketiga pada penelitian akhir adalah frekuensi pemberian pakan sebanyak tiga dan empat kali, semua perlakuan diulang empat kali.Hasil penelitian menunjukkan spesies murbei yang baik dan tinggi kandungan proteinnya adalah Khumpai (19.58 %). M. cathayana (18.21%) dan yang terendah M. canva (15.42%). Glukosa yang tertinggi adalah spesies M. canva (1.09%). M. cathayana (1.03) dan Khumpai (0.81%). Serat kasar tertinggi diperoleh pada M. canva (24.52%). Khumpai (21.99%) dan terendah M. cathayana (19.50) Berdasarkan uji DNMRT 5 %, M. cathayana, M. canva, Khumpai dan pemberian spesies murbei yang divariasikan yang diberikan dalam berat dan frekuensi yang berbeda, tidak berpengaruh terhadap siklus hidup Bombyx mori L., tetapi berpengaruh terhadap berat kokon, berat cangkang, berat pupa, berat serat, panjang serat dan jumlah telur yang dihasilkan. Ulat yang diberi murbei yang divariasikan dan Khumpai seberat 4 g pada instar 4 dan 25 g pada instar 5 dengan frekuensi empat kali, lebih baik kualitas kokonnya dibandingkan dengan yang diberi M. cathayana dan M. canva, sebanyak 3 g dan 21 g, 3.5 g dan 23 g, 4.5 g dan 27 g pada instar 4 dan instar 5 dengan frekuensi tiga kali dalam sehari. Kandungan protein species murbei berkaitan dengan kualitas kokon yang dihasilkan, tetapi tidak berhubungan dengan kandungan glukosa dan serat kasar yang dimiliki.
This research was to study the life cycle and quality of the cocoon silkworm with three species of mulberry (Morus spp) at various weights and frequencies, of feeding and was carried out experimentally in vitro using feeding method, started in October 2002 until July 2003. Eggs were obtained from the Silkworm Nursery Centre Candiroto, Temanggung, Central Java. A factorial experiment arranged in a Randomized Design Complete Block was used. The first factor in the first and second research was the M. cathayana, M. canva Khumpai mulberry type, and variation of mulberry species (M. cathayana, M. canva and Khumpai). In the preliminari research application of feed to the 4th and 5th instar were 2.5 g and 19 g; 3 g and 21 g; 3.5 g and 23 g; 4 g and 25 g; 4.5 g and 27 g; and 5 g and 29 g, while in the second research the application were 3 g and 21 g; 3.5 g and 23 g; 4 g and 25 g; and 4.5 g and 27 g. The third factor in the second research was the frequency of feed application, three and four times. All treatments were repeated four times. Research results indicated that the type of mulberry that was good and have high crude protein content were Khumpai (19.58%) and M. cathayana (18.21%), and the lowest was the M. canva type (15.42%). The highest glucose content were M. canva species (1.09%), M. cathayana (1.03%) and Khumpai (0.81%).The highest crude fibre content was M. canva (24.52%), Khumpai (21.99%) and the lowest was the M. cathayana species (19.50%). Based on the DNMRT 5% test, the M. cathayana, M. canva, Khumpai and variation mulberry applicatied in the different weights and frequencies do not affect the life cycle of Bombyx mori L., but have the affects to the produced of cocoon weight, shell weight, pupa weight, fibre weight, fibre length, and the number of eggs. The worm that was given variation of mulberry and the Khumpai type of 4 g weight on instar 4 and 25 g on instar 5 with a frequency of four times, have a better cocoon quality compared to the one that has been given type M. cathayana and M. canva, in the amount of 3 g and 21 g; 3.5 g and 23 g; and 4.5 g and 27 g on instar 4 and instar 5 at a frequency of three times a day. The protein content of mulberry of the type M. cathayana, M. canva, Khumpai, affects the cocoon quality produced, but the glucose and crude fibre content it possesses was not related to cocoon quality.
Suteki-Tech.Com | Email Us | ©2004-Present Suteki Global Informatika
No copy data
No other version available