Disertasi/Tesis/Skripsi
Konstruksi Realitas Sosial Masyarakat Etnik Cinadi Kota Ternate : Studi Kasus Tentang Komunikasi Antaretnis antara Masyarakat Etnik Cinadengan Masyarakat Etnik Ternate di Kota Ternate
ABSTRAK Keberagaman etnik di Kota Ternate memaksa proses penyesuaian diri antarbudaya antara masyarakat Etnik Cina dengan masyarakat Etnik Ternate di Kota Ternate berlangsung cukup baik dan efektif. Hal ini disebabkan karena kedua etnik tersebut memiliki strategi yang efektif dalam membangun komunikasi antarbudaya untuk kelangsungan hidup mereka yang saling melengkapi. Penelitian ini bertujuan untuk merancang model beradaptasi yang dilakukan masyarakat Etnik Cina dengan masyarakat Etnik Ternate di Kota Ternate, merancang model konsep diri masyarakat Etnik Cina di Kota Ternate, menganalisis pandanganmasyarakat Etnik Cina terhadapmasyarakat Etnik Ternate, dan untuk menganalisis alasan dan landasan serta merancang bagaimana perilaku masyarakat Etnik Cina ketika berinteraksi dengan masyarakat Etnik Ternate. Adapun teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori konstruksi sosial, teori interaksi simbolik dan konsep-konsep perilaku, sementara metode yang digunakan adalah studi kasus. Teknik pengumpulan data antara lain wawancara mendalam dan pengamatan langsung. Hasil penelitian menunjukan bahwa masyarakat Etnik Cina memanfaatkan bahasa sebagai alat interaksi, melakukan penyesuaian diri melalui pembauran sosial, membangun kedekatan dengan tokoh-tokoh penting, cenderung mendukung pendapat masyarakat Etnik Ternate sebagai etnik mayoritas dan memojokan oknum Etnik Cina yang kontroversi. Masyarakat Etnik Cina bangga dengan identitasnya, leluhur dijadikan sebagai rujukan nilai dan perekat sosial di antara sesama masyarakat Etnik Cina, berorientasi pada bisnis dan dagang, pekerja keras, disiplin, profesional, hemat, dan menutup diri. Masyarakat Etnik Ternate dipandang sebagai etnik yang malas, berorientasi sebagai pegawai negeri sipil, boros, pasif dan tidak kreatif, serta fatalis. Masyarakat Etnik Cina juga memanfaatkan uang sebagai strategi menanamkan pengaruh, adapun bantuan sosial dan bantuan keagamaan sebagai strategi mendapat penerimaan, masyarakat Etnik Cina pun memanfaatkan sejarah masa lalu mereka sebagai faktor penghubung dengan masyarakat Etnik Ternate yang menempati wilayah di bagian Utara dan pulau yang dipimpin seorang Sultan. Kedekatan secara personal dengan sultan ditambah dengan kekuatan ekonomi mempermudah masyarakat Etnik Cina beradaptasi secara sosial, budaya dan politik, dan menjadikan sultan sebagai “simbol pemersatu”. Sementara di bagian Tengahdan Selatan kota yang tidak menjadikan sultan sebagai rujukan dimanfaatkan masyarakat Etnik Cina dengan membangun kedekatan dengan tokoh-tokoh formal di pemerintahan, tokoh-tokoh sosiologis dari masing-masing wilayah termasuk ulama, TNI dan Polri
No copy data
No other version available