Disertasi/Tesis/Skripsi
Dinamika Resolusi Konflik Wilayah Perbatasan Berbasis Budaya : Studi Kasus Pada Aktivitas Komunikasi Pertemuan Adat “Nekaf Mese Ansaof Mese Atoin Pah Timor” Di Amfoang Timur Kabupaten Kupang NTT
ABSTRACT Kristin E.J Nomleni. 210120180003. DYNAMIC RESOLUTION OF CULTURAL BASED BORDER CONFLICT AREAS (Case Study on Communication Activities of the "Nekaf Mese Ansaof Mese Atoin Pah Timor" Indigenous Community of East Kupang District NTT). Communication Faculty Thesis. Padjadjaran University. 2019.One of the regions in eastern Indonesia that has not received clarity, related to ownership rights and is a problem of national boundary areas at the international level is the Naktuka region of the Noelbesi-Citrana segment, located on the boundary of the village of North Netemnanu, East Amfoang District, Kupang Regency, East Nusa Tenggara, which borders directly with Timor Leste Country. Right on November 14, 2017 there was a traditional meeting with the theme "Nekaf Mese Ansaof Mese, Atoni Pah Timor" which means one heart one soul, as a prince, mediated by the Army as the Satgaster (Territorial Officer Unit) for the border area to bring the two sides together in an effort to resolve the Naktuka border conflict in a customary manner. This study aims to determine the reasons for using customary meetings, models and implications of custom meetings nekaf mese ansaof mese atoin pah Timor. The research method used is qualitative using a case study approach. The results showed that the process of communication activities that took place in the traditional rituals of the Timorese people namely natoni/guest reception, molok adat/speech with two approaches of conciliation and deliberations that produce customary agreements, as well as customary oaths. From the customary communication ritual process a customary communication model was formed and the results of the adat agreement also had implications for the international agreement on the Naktuka boundary between Indonesia and Timor Leste where the Naktuka boundary between Indonesia and Timor Leste was divided into two parts, although it was rejected by the Amfoang people. which then agreed on the results of the two countries' government agreement. In conclusion, communication is carried out using traditional communication by producing customary agreements which are used in the settlement of the Naktuka area boundaries between Indonesia and Timor Leste. Suggestions, the central and regional governments need to be more active in disseminating the agreement between the governments of Indonesia and Timor Leste in the border area.Key Words: Dynamics; Conflict Resolution;Region;Border;Based onCulture
ABSTRAKKristin E.J Nomleni. 210120180003. DINAMIKA RESOLUSI KONFLIK WILAYAH PERBATASAN BERBASIS BUDAYA (Studi Kasus Pada Aktivitas Komunikasi Pertemuan Adat “Nekaf Mese Ansaof Mese Atoin Pah Timor” Masyarakat Amfoang Timur Kabupaten Kupang NTT).Tesis Fakultas Ilmu Komunikasi. Universitas Padjadjaran. 2019.Salah satu wilayah di Indonesia bagian timur yang belum mendapatkan kejelasan, terkait hak kepemilikan serta menjadi permasalahan wilayah batas negara ditingkat internasional adalah wilayah Naktuka segmen Noelbesi-Citrana, berada di tapal batas desa Netemnanu Utara Kecamatan Amfoang Timur Kabupaten Kupang Nusa Tenggara Timur yang berbatasan langsung dengan Negara Timor Leste. Tepat pada tanggal 14 November 2017 dilakukan pertemuan secara adat dengan tema “Nekaf Mese Ansaof Mese, Atoni Pah Timor”yang berarti satu hati satu jiwa, sebagai orang dawan, yang dimediasi oleh pihak TNI-AD sebagai Satgaster (Satuan Petugas Teritorial) wilayah perbatasan untuk mempertemukan kedua belah pihak masyarakat dalam mengupayakan penyelesaian konflik lahan perbatasan Naktuka secara adat istiadat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui alasan menggunakan Pertemuan adat, Model dan Implikasi dari pertemuan adat nekaf mese ansaof mese atoin pah Timor. Metode penelitian yang digunakan yaitu kualitatif dengan menggunakan pendekatan studi kasus. Hasil penelitian menunjukan bahwa proses aktivitas komunikasi yang terjadi berlangsung dalam ritual adat masyarakat Timor yaitu natoni/penyambutan tamu, molok adat/tutur dengan dua pendekatan konsiliasi dan musyawarah yang menghasilkan kesepakatan adat,serta dilakukannya sumpah adat. Dari proses ritual komunikasi adat kemudian terbentuklah model komunikasi secara adat dan hasil kesepakatan adat juga berimplikasi pada kesepakatan internasional mengenai batas wilayah Naktuka antara Indonesia dan Timor Leste dimana wilayah tapal batas Naktuka antara Indonesia dan Timor Leste dibagi menjadi dua bagian, meski sempat ditolak oleh masyarakat Amfoang yang kemudian menyetujui hasil kesepakatan pemerintah kedua negara. Kesimpulan, komunikasi yang dilakukan menggunakan komunikasi adat dengan menghasilkan kesepakatan adat yang digunakan dalam penyelesaian batas wilayah Naktuka antara Indonesia dan Timor Leste. Saran, pemerintah pusat maupun daerah perlu lebih giat dalam mensosialisaikan hasil kesepakatan pemerintah Indonesia dan Timor Leste di wilayah perbatasan.Kata-kata Kunci:Dinamika;Resolusi Konflik;Wilayah;Perbatasan;Berbasis Budaya
No copy data
No other version available