Disertasi/Tesis/Skripsi
Budaya Bermedia Televisi dalam Kehidupan Masyarakat Perbatasan (Studi Etnografi Media tentang Budaya Bermedia Televisi dalam Masyarakat Desa Napan, Kab. TTU, Indonesia dan Suco Bobometo, Timor Leste)
ABSTRAKPetrus Ana Andung, NPM. 210130150024, Disertasi, 2018, Budaya Bermedia Televisi dalam KehidupanMasyarakat Perbatasan(Studi Etnografi Media tentang Budaya Bermedia Televisi dalam Masyarakat Desa Napan, Kabupaten Timor Tengah Utara, Indonesiadan SucoBobometo, DistrictOecusse, Timor Leste), Tim Promotor: Dr. Dian Wardiana Sjuchro, M.Si (Ketua), Prof. Dr. Aloysius Liliweri, M.S (Anggota), Dr. Hj. Purwanti Hadisiwi, M.Ext.Ed (Anggota), Universitas Padjadjaran, ProgramPascasarjana.Masyarakat perbatasan di Desa Napan, Kabupaten Timor Tengah Utara, Indonesia dan Suco Bobometo, District Oecusse, Timor Lestesama-sama mengkonsumsi program acara dari stasiun televisi Indonesia maupun Timor Leste.Penelitian ini bertujuan untuk memetakan dan menganalisis media habitatau pola konsumsi televisi, pemaknaan khalayak atas kehadiran televisi baik dari segi teknologimaupun kontennya, posisi sosial media televisi, serta terpaan media televisi dalam masyarakat perbatasan di Desa Napan dan Bobometo.Penelitian dengan pendekatan kualitatif ini menggunakan metode etnografi media. Teknik pengumpulan data antara lain wawancara mendalam, diskusi kelompok terfokus, PRA, dan observasi terlibat. Hasil penelitian antara lain, pola menonton televisi pada masyarakat Indonesia di Desa Napanlebih bersifat modern dengan nonton bersama keluarga di rumah masing-masing. Sebaliknya, pola konsumsi televisi dalam masyarakat Bobometo dilakukan secara bersama di rumah-rumah tetangga untuk rekreasi sosial sehingga televisi diletakkan di ruang terbuka untuk umum.Kehadiran televisi baik dari aspek kontennya maupun fisiknya dimaknai secaraberbeda. Masyarakat Napan memaknai televisi sebagai simbol kenyamanan, tempat melupakan masalah rumah tangga, membantu menjalankan bisnis perbatasan di Timor Leste, simbol kemajuan, dan sebagai sumber informasi keamananperbatasan. Masyarakat Bobometo, memaknai televisi sebagai media yang mempererat hubungan sosial dengan tetangga, tempat melepas lelah, simbol keberhasilan, referensi untuk menjalankan bisnis perbatasan di Indonesia, sumber informasi keamanan perbatasan, dan acuan pembanding kemajuan pembangunan.Posisi sosial televisi dalam masyarakat Desa Napan dan Bobometo hampir sama dimana terintegrasi dalam kehidupan sehari-hari, menjadi kebanggaan nasional, dan berandil dalam memperkuatnilai-nilai masyarakatperbatasan.Tingginya terpaan media televisi dalam masyarakat di dua desa ini menyebabkan konten televisi dijadikan rujukandalam kehidupan sehari-hari. Kuatnya keterdedahan televisi Indonesia membuat mayarakat Bobometo tetap melestarikan Bahasa Indonesia.Namun demikian, masyarakat perbatasan di dua desa ini tidak memiliki kemampuan literasi media televisi dan juga kedaulatan komunikasi.Kata-kata kunci: budaya bermedia,media televisi, etnografi media, masyarakat perbatasan. ABSTRACTPetrus Ana Andung, NPM. 210130150024, Ph.D Thesis, 2018, Media Culture of Televisionin The Life of Border Communities (A Media Ethnography Study of Media Culture of Televisionin Napan Village, North Central Timor District, Indonesiaand Suco Bobometo, Oecusse District, Timor Leste), Team of Promoters: Dr. Dian Wardiana Sjuchro, M.Si (Chairman), Prof. Dr. Aloysius Liliweri, M.S (Member), Dr. Hj. Purwanti Hadisiwi, M.Ext.Ed (Member), Universitas Padjadjaran, Postgraduate Program.The bordercommunities of Indonesia (Napan Village, North Central Timor District) and the BobometoVillage, Oecusse District, Timor Leste consume the same television programsboth from Indonesian and Timor Leste.This study aims to map and to analyze media habits ortelevision consumption patterns,the meaning of the audiences on television presence both in terms of technology and content, the social positions of television,as well as the media exposure in the border communities of Napan and Bobometo. This qualitative approach research uses media ethnography (micro ethnography). Data collection techniques include in-depth interviews, focus group discussions, PRA, and participant observation. The results show that the pattern of watching television in Napan Village(Indonesia) is more modern by watching together with family in their homes. In contrast, the pattern of television consumption in Bobometo more traditional by watching together in neighborswho owna television.Furthermore,the televisionownersput their television in an open space (on the porch outside the house). These border communities interpret differentlyboth technologyand television text.The audiences in Napan generally regard television as a symbol of convenience,way to escape fromproblems at home, helping to run their business activities in Timor Leste,a symbol of progress, and as a source of security information.Meanwhile, for those in Bobometo,television is more a tool for strengtheningsocial relations,way to releasefrom tired,a symbol of economic success, a reference to help run their business in Indonesia, a source of border security information, and a reference for comparing development progress. The social position of television in the communities of Napan andBobometo is almost the same where it is integrated into the daily lives of the people, becomes a national pride, and play a roleto reinforce the communities’ values. The high exposure of Indonesian television in these twovillagescauses television content to be used as a reference.In addition, Bobometo people still preservesBahasa Indonesia due to the high exposure of Indonesian television.However, people of Napan and Bobometo do not have television media literacy skills and communication sovereignty.Keywords:media culture, television media, media ethnography, border society.
No copy data
No other version available