Disertasi/Tesis/Skripsi
SENSITIVITAS GENDER MEDIA ONLINE (Studi Kasus Intrinsik mengenai Sensitivitas Gender di Tingkat Redaksional Detik.com)
ABSTRACT
Rachma Mutia Bakhtiar. 210110120097. This thesis is titled Gender Sensitivity of Online Media: An Intrinsic Case Study About Gender Sensitivity of Editorial Staff in detik.com. Main supervisor Dr. Hj. Nuryah Asri Sjafirah, S.Sos., M.Si., and second supervisor Maimon Herawati, S.Sos., M.Litt. at Department of Journalism, Faculty of Communication, Padjadjaran University.This research used qualitative method with case study approach. Case study is one of strategy and analysis method in qualitative data which emphasizes the object’s particular cases. Researcher used in-depth or intrinsic case study method to understand moreabout gender sensitivity of editorial staff in detik.com. Inthis case, detik.comwhich is one of the most frequentlyaccessed online mediain Indonesia, is gender bias. Now led by woman, detik.comadds uniqueness on the research. This research data was obtained frominterview withseven people who rule the editorial policy in detik.comand related documentstudy. Thisresearch showedthat editorial staff of detik.comhasn’t fully apply the gender sensitivity in their journalistic works. Some news, especially related to woman such as rape case, used gender bias words. Beside there is still a difference of understanding regarding gender-sensitive reporting, these staffs tends to not fully apply the gender sensitivity because of the work & business patterns in online media. Detik.comalsohasn’t fully committed to apply the gender sensitivity in their policy. Only 5 indicators from 14 indicators of sensitive gender for media (ISGM) made by United Nations Educational, Scientific and Cultural Organisation (UNESCO)has fully applied in detik.com. Theconclusion of this research is detik.comstill lacksin applying gender sensitivity.Researcher suggestsdetik.comto generalize understanding of gender and gender-sensitive reporting & writing of their staff by doing some training or a special session in their journalistic-training routine and tomake a written gender-sensitive regulation, especially for gender-sensitive words used in reporting and writing by all editorial staffs. Key words: gender, gender sensitivity, online media, mass media
ABSTRAK
Rachma Mutia Bakhtiar. 210110120097. Skripsi iniberjudul Sensitivitas Gender Media Online: Studi Kasus Intrinsik mengenai Sensitivitas Gender di Tingkat Redaksional detik.com. Pembimbing utama Dr. Hj. Nuryah Asri Sjafirah, S.Sos., M.Si., dan pembimbing pendamping Maimon Herawati, S.Sos., M.Litt. pada Program Studi Jurnalistik, Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Padjadjaran.Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Studi kasus dipilih karena merupakan salah satu strategi dan metode analisis data kualitatif yang menekankan pada kasus-kasus khusus yang terjadi pada objek analisis. Studi kasus intrinsik lalu digunakan untuk memahami secara lebih baik dan mendalam tentang sensitivitas gender di tingkat redaksional detik.com.Keunikan kasus dalam penelitian ini yaknidetik.com,yang merupakansalah satu media onlineyang paling sering diaksesdi Indonesia,masih bias gender. Di sisi lain, detik.comkinidipimpin oleh seorang perempuan. Data penelitian ini dihimpun dari wawancara dengan 7 informan yang merupakan para penentu kebijakan di detik.com danstudi dokumen yang berkaitan.Hasil penelitian menunjukkan para penentu kebijakan di detik.com masih kurang menerapkan sensitivitas gender dalam pelaksanaan kerja jurnalistiknya. Beberapa berita yang menyangkut perempuan, terutama kasus perkosaan masih menggunakan diksi yang bias gender. Selain karena belum seragamnya pemahaman terkait pemberitaan yang sensitif gender, para penentu kebijakan ini terkadang belum mempraktikkan sensitivitas gender karena terhalang pola kerja dan pola bisnis media online. Detik.com juga masih belum berkomitmen secara penuh untuk menerapkan sensitivitas gender di dalam kebijakan lembaganya. Dari 14 indikator sensitif gender yang disusun United Nations Educational, Scientific and Cultural Organisation (UNESCO) mengenai komitmen lembaga untuk mempraktikkan sensitif gender di kelompok/ organisasi media terkait konten, baru 5 indikator yang sudah dipraktikkan di detik.com, sementara sisanya belum sama sekali ada atau sudah ada tapi belum dilaksanakan secara menyeluruh. Simpulan penelitian ini adalah detik.com masih kurang sensitif gender. Saran penelitian ke depannya detik.com diharapkan bisa menyamakan pemahaman terkait gender dan pemberitaan sensitif gender di detik.comdengan mengadakan pelatihan atau sesi khusus khusus terkait gender dalam pelatihan rutin jurnalistik yang dilakukan. Diharapkan juga redaksi bisa menyusun aturan tertulis yang sensitif gender, terutama terkait bahasa atau diksi yang harus digunakan agar mengikat seluruh elemen redaksi detik.com baik wartawan, editor, dan redaktur.Kata kunci: gender, sensitivitas gender, media online, media massa.
No copy data
No other version available