Text
[SKRPSI] HUBUNGAN ANTARA HARAPAN DENGAN SUBJECTIVE WELL-BEING IN SCHOOL PADA SISWA SMA PENERIMA KARTU INDONESIA PINTAR (KIP)
Angka putus sekolah di Indonesia utamanya di Kabupaten Purbalingga
terbilang cukup tinggi. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah adalah
dengan menciptakan Kartu Indonesia Pintar (KIP). Karena tekanan dan
keterbatasan ekonomi, Siswa SMA dengan SES rendah cenderung memiliki
pandangan subjective well-being in school yang rendah. Di tengah tekanan dan
keterbatasan ekonomi yang ada ini, salah satu hal yang membuat anak-anak
dengan SES rendah tetap mempunyai subjective well-being in school yang tinggi
adalah dengan adanya harapan. Berbagai penelitian mengungkapkan bahwa
harapan dapat membantu siswa dengan SES rendah bertahan di tengah
keterbatasan. Hubungan dengan begitu menjadi jalan yang penting untuk
meningkatkan subjective well-being in school pada siswa. Sehingga, penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan antara harapan dengan subjective wellbeing in school serta hubungan dengan setiap dimensinya pada siswa SMA
penerima KIP.
Rancangan penelitian ini adalah non-eksperimental kuantitatif dengan metode
korelasi. Penelitian dilakukan pada 148 siswa kelas 11 dan 12 penerima KIP di
SMA Negeri 1 Karangreja dengan teknik pengambilan data total sampling karena
populasi terbatas. Pengambilan data menggunakan kuesioner online. Data
penelitian diperoleh melalui alat ukur Adult Dispositional Hope Scale (Snyder,
1991) dan Brief Adolescents Subjective Well-being in School Scale (L. Tian,
Wang, dkk., 2015). Data diolah menggunakan uji korelasi Spearman-Rho.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara harapan
dengan subjective well-being in school pada dengan kekuatan hubungan yang
sangat kuat dan arah hubungan yang positif (r = .891; p = .000). Kemudian
terdapat hubungan signifikan yang positif antara harapan dengan kedua dimensi
subjective well-being in school, yaitu school satisfaction dan affect in school.
Kedua dimensi harapan juga memiliki hubungan positif yang signifikan dengan
subjective well-being in school. Penelitian ini menyatakan harapan berperan
penting bagi subjective well-being in school siswa, khususnya pada siswa SMA
penerima KIP.
No copy data
No other version available