Text
[SKRIPSI] HUBUNGAN RESILIENSI DAN KUALITAS HIDUP PADA MAHASISWA PENDERITA MIGRAIN
Migrain merupakan gangguan neurologis kronis yang menyerang sekitar
1,04 milyar individu di seluruh dunia dengan gejala meningkatnya sensitivitas
terhadap stimulus luar seperti cahaya dan/atau suara. Disabilitas fungsional yang
timbul pada penderita akibat migrain mengganggu mereka dalam berbagai aspek
kehidupannya, seperti keluarga, sosial, dan pekerjaannya. Prevalensi migrain yang
cukup tinggi pada mahasiswa di seluruh dunia berkontribusi dalam menurunnya
tingkat kualitas hidup mereka, tekanan tidak hanya datang dari tuntutan tugas
mereka tetapi juga dari nyeri kepala yang dialami. Oleh karena itu, diperlukan
upaya untuk mengidentifikasi faktor yang berkaitan dengan kualitas hidup
mahasiswa penderita migrain, dan resiliensi menjadi salah satu kemungkinan
faktornya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara resiliensi dan
kualitas hidup pada mahasiswa penderita migrain. Dalam penelitian ini, digunakan
teknik convenience sampling dengan kriteria sampel merupakan mahasiswa berusia
18-25 tahun dan pernah mengalami migrain selama menjadi mahasiswa. Sebanyak
112 responden diperoleh melalui penyebaran kuesioner berisi data demografi serta
alat ukur RS-14 dan MSQv2.1 secara daring di media sosial. Hasil analisis data
menunjukkan tidak terdapat hubungan antara resiliensi dan kualitas hidup secara
umum. Namun, korelasi yang rendah ditemukan pada hubungan antara kualitas
hidup dengan dimensi authenticity, dimensi EF dengan dimensi equanimity, dan
pada dimensi EF dengan dimensi authenticity. Dengan kata lain, hasil dari
penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan individu untuk beradaptasi dan
bangkit pada situasi sulit bukan merupakan faktor yang dapat memprediksi kualitas
hidup pada mahasiswa penderita migrain.
No copy data
No other version available