Text
[SKRIPSI] PERAN GENDER DALAM PENGGUNAAN PROFANITY PADA KOMUNIKASI IN-GAME PEMAIN CROSSGENDER MOBILE LEGENDS: BANG BANG
"Salah satu dampak revolusi industri 4.0 adalah adanya peningkatan minat
masyarakat Indonesia terhadap industri game. Namun, selain memiliki dampak
positif, game juga memiliki dampak negatif terhadap perilaku pemainnya, salah
satunya yaitu penggunaan profanity. Fenomena ini juga terjadi dalam game yang
paling banyak diminati di Indonesia, yaitu Mobile Legends: Bang Bang. Terdapat
data demografi berdasarkan jenis kelamin yang sangat kontras antara pemain lakilaki dan perempuan, tapi belum ada penelitian yang membahas mengenai peran
gender pemain MLBB terhadap penggunaan profanity. Hal ini penting diketahui,
salah satunya untuk menjadi pendukung penentuan kebijakan atau marketing pihak
developer serta komunitas pemain. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk
menggambarkan bagaimana gender berperan dalam penggunaan profanity pada
komunikasi in-game pemain crossgender MLBB. Pemain crossgender dipilih
karena dinilai dapat lebih memunculkan peran gender dalam penggunaan profanity
dibandingkan pemain non-crossgender. Penelitian ini menjadi pengembangan dari
penelitian sebelumnya yang terkait dengan penggunaan profanity pada game
Mobile Legends: Bang Bang (Fauzan dkk., 2021; Rakhmawati dkk., 2020; Almajid,
2019; Valentina & Sari, 2018). Berbeda dari penelitian pada pemain crossgender
di game MMORPG (Askamal & Hendriyani, 2021), penelitian ini menentukan
profil crossgender berdasarkan profil yang digunakan (simbol jenis kelamin dan
foto), bukan avatar pemain. Penelitian ini juga memperkaya penelitian
eksperimental Yang dkk. (2014) dengan mengeksplorasi keterkaitan alasan
penggunaan profil crossgender terhadap penggunaan profanity pemaian.
Penelitian ini menggunakan teknik snowball sampling dengan kriteria
partisipan adalah pemain aktif MLBB selama lebih dari 3 bulan, berusia 18-22
tahun, menampilkan jenis kelamin dan foto profil crossgender dalam profil akun
MLBB, serta melakukan komunikasi in-game secara verbal melalui chat atau
microphone ketika bermain MLBB. Penelitian deskriptif kualitatif dilakukan
dengan menyebarkan google form berisi alat ukur yang disusun berdasarkan tujuan
penelitian dan merujuk pada penelitian terdahulu terkait profanity dan pemain
crossgender (Huh & Williams, 2009; Chou dkk., 2014; Yang dkk., 2014; Song &
Jung, 2015; Hoogstad, 2020; Askamal & Hendriyani, 2021; Gabrielleo, 2022).
Penelitian ini mendapatkan 31 partisipan. Data diolah menggunakan thematic
analysis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa gender berperan pada penggunaan
profanity pemain crossgender melalui stereotip yang melekat pada gender tertentu,
terutama pada profil pemain laki-laki yang lekat dengan agresivitas. Hal ini lebih
banyak ditemukan pada pemain perempuan untuk menghindari gangguan yang
bersifat seksual dan agar tidak direndahkan kemampuan bermainnya oleh pihak
lawan. Bentuk pengaruh ini dapat terlihat dari lebih tingginya frekuensi dan
intensitas profanity yang digunakan oleh pemain perempuan yang menggunakan
iv
profil laki-laki. Secara spesifik, kekhasan budaya Indonesia cukup melekat pada
banyak munculnya profanity jenis hewan yang diasosiasikan dengan sifat haram
berdasarkan agama serta variasi kata bahasa daerah yang mengacu pada organ
kelamin perempuan."
No copy data
No other version available