Text
[SKRIPSI] PERAN STRATEGI REGULASI EMOSI TERHADAP ACADEMIC BUOYANCY MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNPAD
Pendidikan penting bagi pengembangan diri dan kelangsungan hidup
manusia. Dalam proses penempuhan pendidikan S1, mahasiswa seringkali
dihadapkan dengan berbagai tantangan yang penuh tekanan. Banyaknya tantangan
dan kesulitan yang dihadapi, membuat beberapa mahasiswa berkinerja buruk
secara terus menerus. Namun, masih terdapat mahasiswa lain yang berhasil
membalikkan nasib. Mahasiswa yang dapat mengatasi tantangan akademik
sehari-hari dapat dikatakan memiliki academic buoyancy (Martin & Marsh, 2008).
Salah satu cara seseorang dapat menghadapi tantangan akademik sehari-hari
tersebut adalah dengan meregulasi emosi secara adaptif dan positif terlebih dahulu
(Martin & Marsh, 2008). Kegiatan akademik banyak memunculkan stimulus
emosional sehingga penting bagi mahasiswa untuk memiliki kemampuan
meregulasi emosi. Terdapat dua jenis strategi regulasi emosi, yaitu cognitive
reappraisal dan expressive suppression. Penggunaan strategi yang tepat dikatakan
dapat berdampak baik, seperti meningkatkan kemampuan dalam menghadapi
situasi akademik. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
bagaimana peran strategi regulasi emosi terhadap academic buoyancy Mahasiswa
Fakultas Psikologi Unpad.
Rancangan penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif
non-eksperimental. Responden penelitian diperoleh menggunakan stratified
random sampling secara daring dan didapatkan sebanyak 286 mahasiswa. Alat
ukur yang digunakan adalah alat ukur Emotion Regulation Questionnaire (ERQ)
oleh Gross Dan Academic Buoyancy Scale (ABS) oleh Martin & Marsh. Data yang
dihasilkan dianalisis menggunakan metode pengukuran regresi linear berganda.
Hasil yang didapatkan adalah kedua strategi regulasi emosi berperan terhadap
academic buoyancy sebesar 15,2% dimana cognitive reappraisal berperan secara
positif dan expressive suppression tidak berperan terhadap academic buoyancy.
Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi penggunaan cognitive reappraisal
maka semakin tinggi academic buoyancy yang dimiliki. Sedangkan, rendah
tingginya penggunaan expressive suppression tidak merubah academic buoyancy
yang dimiliki. Dapat disimpulkan bahwa peran cognitive reappraisal lebih
dominan dibandingkan expressive suppression terhadap academic buoyancy.
No copy data
No other version available