Text
[SKRIPSI] HUBUNGAN HELICOPTER PARENTING DAN PSYCHOLOGICAL WELL-BEING PADA EMERGING ADULTHOOD
Emerging adulthood merupakan masa dimana individu memasuki transisi
usia dari remaja menuju dewasa. Pada masa ini, individu memiliki tugas
perkembangan yang perlu didukung oleh pola asuh orang tua yang sesuai. Namun,
terdapat tipe pola asuh yang tidak sesuai dengan tugas perkembangan emerging
adulthood, yaitu helicopter parenting. Helicopter Parenting (HP) didefinisikan
sebagai pola asuh yang ditandai dengan tingginya keterlibatan dan kehangatan
sehingga menghambat perkembangan individu usia emerging adulthood. Dari
penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, ditemukan hasil bahwa pola
asuh helicopter parenting yang dipersepsikan oleh individu emerging adulthood
memiliki hubungan negatif dengan psychological well-being mereka. Namun,
penelitian yang dilakukan antara dua variabel tersebut belum banyak diteliti pada
emerging adult di Indonesia. Sehingga, tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui hubungan antara helicopter parenting dan psychological well-being
pada emerging adulthood di Indonesia. Rancangan penelitian ini menggunakan
penelitian kuantitatif non-eksperimental yaitu rancangan korelasional. Partisipan
penelitian ini adalah 100 individu pada rentang usia emerging adulthood di
Indonesia yang terpilih menggunakan teknik convenience sampling. Alat ukur yang
digunakan adalah alat ukur Helicopter Parenting Instrument (Odenweller, 2014)
dan Psychological Well-Being Scale (Ryff, 1995). Berdasarkan hasil analisis
korelasi menggunakan Pearson’s r menunjukkan adanya hubungan negatif yang
signifikan antara Helicopter Parenting dan Psychological Well-Being (r= -0.384,
p= 0.000). Dari hasil yang didapat, disimpulkan bahwa semakin tinggi helicopter
parenting yang dipersepsikan individu emerging adulthood, maka semakin rendah
psychological well-being yang dimilikinya, begitupun sebaliknya. Ditemukan pula
korelasi negatif antara helicopter parenting dengan positive relations with others,
dimensi decision making dengan psychological well-being, serta dimensi
communication dengan seluruh dimensi psychological well-being.
No copy data
No other version available